Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASCA BREXIT: Keputusan Inggris Harus Dihormati

Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa sangat disesalkan tapi harus dihormati, dan Uni Eropa membutuhkan sikap tunggal terkait hubungan masa depan dengan London, kata Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, Rabu (29/6/2016).
Perdana Menteri Inggris David Cameron berbicara di depan rumah di Jalan Downing No.10 London, sesaat setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa/Reuters
Perdana Menteri Inggris David Cameron berbicara di depan rumah di Jalan Downing No.10 London, sesaat setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa/Reuters

Bisnis.com, YEREVAN -  Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa sangat disesalkan tapi harus dihormati, dan Uni Eropa membutuhkan sikap tunggal terkait hubungan masa depan dengan London, kata Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, Rabu (29/6/2016).

"Kita harus menghormati pilihan (Inggris)," kata Steinmeier dalam konferensi pers di ibukota Armenia, Yerevan, persinggahan pertamanya dalam tur tiga hari di negara-negara Kaukasus Selatan.

"Saya harap kita tidak akan jatuh ke dalam proses ketidakpercayaan yang panjang..." katanya. Ia menambahkan bahwa semua anggota Uni Eropa harus menyetujui sikap bersama.

Sementara hampir semua hasil pemungutan suara sudah dihitung, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan di EU.

Sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Hasil resmi dikutip dari media lokal.

Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.

Inggris, yang mulai bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa pada 1973, memang selalu mempunyai hubungan ambivalen dengan blok tersebut. Meski mendukung perdagangan bebas dan ekspansi keanggotaan ke Eropa timur, mereka menolak menggunakan mata uang euro maupun bergabung dalam zona bebas Schengen.

Hasil referendum menunjukkan perpecahan yang mendalam di masyarakat Inggris. Pendukung Brexit merupakan jutaan warga yang merasa ketinggalan dalam globalisasi dan tidak mendapat keuntungan dari ekonomi pasar bebas.

Seorang anggota parlemen Inggris yang pro-Uni Eropa bahkan tewas akibat ditembak oleh pelaku yang meneriakkan "Mati bagi para pengkhianat, kebebasan untuk Inggris" dalam pengadilan.

Pada akhirnya, kekhawatiran akan migrasi yang tidak terkontrol dan kedaulatan menang melawan peringatan akan dampak buruk terhadap ekonomi jika Inggris keluar dari Eropa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper