Bisnis.com, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya akan mengintensifkan patroli di perairan Natuna dengan mengirimkan lima Kapal Republik Indonesia (KRI) dan satu pesawat CN untuk mengantisipasi masuknya kapal-kapal pencuri ikan dari negara lain.
"Kami antisipasi dengan menangkapnya, kalau kita tidak menangkap berarti kita tidur,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/6/2016).
Lebih lanjut Panglima mengatakan pembangunan armada dan alutsista drone merupakan upaya menjaga keamanan laut pada wilayah pulau terdepan. Peran drone menjadi sangat vital sebagai Alutsista pendukung Armada dalam pengamanan Laut Indonesia.
“Drone itu dimanfaatkan sebagai pesawat tanpa awak yang bisa terbang sendiri, bisa mengintai dan menginformasikan apa yang dilewati,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Penangkapan Kapal Ikan China oleh TNI AL akhir-akhir ini menunjukan bahwa perairan Laut Natuna merupakan tempat terjadinya pelanggaran wilayah terutama kegiatanillegal fishing. “Jadi kapal-kapal ikan ini masuk ke ZEE kita, kemudian dia mencuri ikan disitu, tentunya TNI AL menangkap, untuk diadakan proses hukum,” ucapnya.
Panglima TNI kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak mengenal wilayah perikanan tradisional yang selama ini diklaim China. “kita tidak mengenal itu, itukan persepsi mereka, yang kita lakukan sudah sesuai prosedur semuanya,” kata Panglima TNI.
"Semuanya telah sesuai, apa yang dilakukan oleh TNI AL itu telah sesuai dengan prosedur," katanya.