Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mei 2016, CPO Dongkrak Ekspor Sumbar

Kinerja ekspor Sumatra Barat per Mei 2016 terbantu peningkatan volume ekspor minyak sawit atau cruid palm oil (CPO) dan bahan-bahan nabati yang mendongkrak laju ekspor daerah itu 3,11% dari tahun sebelumnya.
Sawit
Sawit

Kabar24.com, PADANG—Kinerja ekspor Sumatra Barat per Mei 2016 terbantu peningkatan volume ekspor minyak sawit atau cruid palm oil (CPO) dan bahan-bahan nabati yang mendongkrak laju ekspor daerah itu 3,11% dari tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Dody Herlando menyebutkan terjadi peningkatan ekspor pada bulan Mei setelah selalu anjlok sejak penghung tahun lalu.

“Mei ini ada peningkatan dari CPO dan bahan-bahan nabati. Semoga trennya bisa terus meningkat,” ujarnya, Rabu (15/6).

Dia mengatakan laju ekspor daerah itu yang semuanya berasal dari sektor nonmigas mengalami kenaikan 3,11% dari periode yang sama tahun sebelumnya, dan naik 26,77% dari bulan lalu menjadi US$154,1 juta.

Secara komulatif Januari – Mei 2016, ekspor Sumbar masih mengalami penurunan 17,50% menjadi US$623,4 juta dari tahun lalu sebesar US$755,7 juta.

Dody mengungkapkan mulai berangsur pulihnya harga komoditas sawit ikut berpengaruh terhadap peningkatan nilai ekspor Sumbar. Apalagi, komoditas CPO berkontribusi hingga 70,84% terhadap total ekspor daerah itu.

Per Mei tahun ini, ekspor CPO misalnya tumbuh 6,93% dari periode yang sama tahun sebelumnya atau dari US$103,8 juta menjadi US$110,9 juta.

Peningkatan signifikan pada produk bahan-bahan nabati yang mengalami kenaikan 384,65% dari US$0,8 juta menjadi US$3,8 juta, dan kategori sari bahan samak dan celup naik 197,77% menjadi US$1,1 juta.

Adapun, komoditas ekspor utama daerah itu seperti karet, kopi, dan rempah-rempah masih mengalami penurunan. Karet misalnya, turun 3,71% dari US$31,1 juta menjadi hanya US$30 juta.

Begitu juga dengan produk kopi dan rempah-rempah turun 42,20%, bahan bakar mineral turun 27,35%, ampas dan sisa industri makanan anjlok 63,74%, dan produk garam, belerang dan kapur turun 58,20%.

Sementara itu, negara tujuan ekspor masih didominasi India sebesar 62,5%, Amerika Serikat 28,2%, Singapura 18,2%, Mesir sebesar 15,4%, Belanda 7,3%, Spanyol 4,6%, Inggris 3,8%, Korea Selatan 3,3%, Saudi Arabia 3,1%, dan Myanmar 2,6%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyarankan pemerintah daerah dan pelaku bisnis mengoptimalkan pemanfaatan pelabuhan Teluk Bayur dan kawasan strategis Sumbar sebagai pintu gerbang perdagangan kawasan Samudera Hindia untuk mendongkrak ekspor.

“Posisi strategis Sumbar harus dimanfaatkan, terutama dengan negara-negara di kawasan Samudera Hindia,” katanya.

Selain itu, ia mendorong pemda meningkatkan investasi ke daerah itu, terutama untuk pembangunan industri hilir, sehingga komoditas ekspor bisa diolah terlebih dahulu dan menghasilkan nilai tambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper