Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hutan Mangrove, Buah dari Local Hero Pertamina

Sejak 2015, Isan Setiawan telah dinobatkan sebaagai Local Hero dalam kategori Pertamina Hijau oleh PT Pertamina (Persero) tahun 2015 karena kepeduliannya melestariakan hutan mangrove di Karawang Barat.
Wisata hutan mangrove/Antara
Wisata hutan mangrove/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak 2015, Isan Setiawan telah dinobatkan sebaagai Local Hero dalam kategori Pertamina Hijau oleh PT Pertamina (Persero) tahun 2015 karena kepeduliannya melestarikan hutan mangrove di Karawang Barat.

Negara kepulauan Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan mangrove terbesar di dunia. Hutan mangrove memiliki peranan penting dan manfaat yang banyak baik langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan sekitar.

Namun, akibat pengelolaan yang buruk, ekosistem hutan mangrove di pesisir pantai terancam punah sehingga akan mempercepat proses abrasi pantai dan dalam beberapa tahun kedepan, garis pantai akan lebih cepat bergeser ke arah daratan.

Fenomena ini juga terjadi di sepanjang pesisir pantai Dusun Tirtasari, Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Karawang Barat, Jawa Barat.

Data Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang menunjukkan terjadinya penurunan luasan bakau di kawasan ini, yaitu dari 1.186,1 ha (tahun 1993), menurun drastis menjadi hanya 233,7 ha (Agustus 2013).

Fakta ini sangat meresahkan, khususnya bagi Isan Setiawan yang kemudian menjadi sosok pembawa perubahan di kawasan ini.

Dia menjelaskan minimnya kesadaran masyarakat sekitar untuk melindungi hutan mangrove menjadi kendala utama. Paradigma mereka juga masih keliru, sehingga banyak hutan mangrove yang dibabat habis.

“Masyarakat sekitar yang banyak berprofesi sebagai nelayan dan petambak ikan memiliki pemikiran awam bahwa hutan mangrove sangat merugikan mereka. Dengan semakin hijaunya hutan mangrove, akan mengundang kawanan burung yang mengganggu ikan-ikan yang sedang dibudidayakan. Hal itu yang membuat hutan mangrove di desa ini dibabat habis dan kayunya dijadikan kayu bakar,” ungkapnya dalam siaran pers pada Minggu (5/6/2016).

Isan percaya hutan ini perlu segera diperbaiki sehingga dapat dikembalikan ke fungsinya sebagai kawasan hutan mangrove. Pada tahun 2012, bekerjasama dengan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dan Koalisi Masyarakat Demokrat Pemantau (KOMDEP), Isan memprakarsai berdirinya Program Orang Tua Asuh Pohon (OTAP). OTAP menargetkan penanaman bakau sebanyak 200.000 pohon dalam lima tahun dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan karyawan.

Kegiatan rutin program OTAP terdiri atas penyuluhan, pembelian bibit bakau, penanaman, pemantauan tanaman dan evaluasi program. Dalam program ini, karyawan dan keluarga menyumbangkan bibit pohon untuk ditanam di daerah pesisir. Setiap bibit pohon senilai Rp 60.000 dan setiap bibit pohon yang disumbangkan, maka perusahaan juga menyumbangkan dengan nilai yang sama.

“Saat ini sudah ada 28 kelompok masyarakat beranggotakan 3-5 orang tiap kelompoknya. Setelah empat tahun berjalan, banyak sekali manfaat yang dirasakan bersama. Dahulu, air pasang pantai selalu masuk ke dalam rumah warga, namun kini tidak lagi,” jelasnya.

Hal ini membuktikan tingkat abrasi menurun, karena mereka bersama-sama menanam pohon mangrove di dekat bibir pantai. Untuk petambak ikan, jika dahulu mereka panen ikan bandeng setelah 5-6 bulan, kini hanya membutuhkan waktu 4 bulan untuk panen.

Selain itu, pertumbuhan pariwisata Desa Sedari juga meningkat. Pantai Wisata Tanjung Sedari merupakan salah satu objek wisata di Desa Sedari dan memiliki panjang pantai 4 km serta hutan mangrove sekitar 40 hektare. Pantai Wisata ini dahulu sering terendam banjir air pasang, namun kini sudah berkurang dan membuat jumlah pengunjung melonjak.

“Masyarakat sekitar kini banyak yang memperluas mata pencaharian dengan menyewakan perahu, pelampung, berjualan makanan. Pendapatan mereka bertambah sekitar Rp100ribu – Rp200ribu setiap harinya,” ujar Isan.

Selain itu, untuk mendukung program ini, PT Pertamina memberi bantuan berupa pembangunan dua jembatan utama sepanjang 200 meter untuk akses masuk ke Desa Sedari. Kini Desa Sedari tidak lagi terisolir, bahkan jalan menuju pantai di desa tersebut sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Atiqa Hanum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper