Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Jumat, 20 Mei 2016. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Market
Hal 13.PROYEKSI MOODY’S: RI Dinilai Lebih Baik
Lembaga pemeringkat Moody's Investor Services mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 30 basis poin menjadi 5% pada tahun ini. Padahal, Moody's memerkirakan negara-negara berkembang masih akan tertekan oleh rendahnya harga komoditas yang berdampak pada gejolak pasar keuangan.
Hal 14.PRODUK INVESTASI RITEL: SBR002 Oversubcribed 23,3%
Pemerintah mengklaim penawaran yang telah diterima untuk produk investasi saving bond ritel 002 mencapai Rp3,7 triliun, atau lebih tinggi 23,3% dari target awal Rp3 triliun .
Hal 15. EMITEN PROPERTI: Melirik Potensi Kinerja CTRA
Emiten real estate rasanya harus lebih banyak bersabar. Hingga Maret 2016, harapan pemulihan penjualan yang berhembus sejak awal tahun ternyata bertepuk sebelah tangan. Realisasi prapenjualan atau marketing sales terbilang mengecewakan
Hal 16.PRODUKSI INDONESIA MEROSOT: Harga Timah Belum Aman
Produksi timah di Indonesia, sebagai eksportir terbesar dunia, diperkirakan merosot ke level terendah dalam 14 tahun terakhir seiring dengan lesunya harga komoditas dan langkah pemerintah membatasi aktivitas pertambangan.
Hal 17.s/d 20
tabel bursa moneter
Hal 21. JAMINAN PENSIUN: 61% Pekerja Belum Terdaftar
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mencatat dari 19,5 pekerja formal yang menjadi peserta, sebanyak 11,9 juta atau 61% di antaranya belum terdaftar dalam program Jaminan Pensiun.
Hal 22. REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT: Program KUR Belum Nendang
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat dinilai belum maksimal lantaran masih banyak UMKM belum yang merasakan manfaat pinjaman berbunga rendah itu.
Hal 23.KINERJA KUARTAL I/2016; Bank Swasta Masih Tertekan
Kinerja bank umum swasta nasional sepanjang kuartal I/2016 masih mengalami tekanan. Otoritas Jasa Keuangan mencatat, laba bank umum swasta nasional masih mengalami penurunan diiringi dengan penyaluran kredit yang melambat.
Hal 24.PERLAMBATAN KREDIT: Bank Timbun Dana di Surat Berharga
Seiring dengan masih melemahnya permintaan kredit, penempatan dana bank di surat berharga pun meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel