Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Rabu, 18 Mei 2016. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Market
Hal 13 EMITEN PUSAT PERBELANJAAN: Andalkan Okupansi, Batasi Penaikan Tarif Sewa
Dua emiten pemilik pusat perbelanjaan kelas atas, PT Metropolitan Kentjana Tbk. dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk., memproyeksi kenaikan tarif sewa mal akan terbatas di bawah 15%.
Hal 14. PRODUK INVESTASI: KIK-EBA Masih Sulit Berkembang
Tujuh tahun sejak diluncurkan perdana di Tanah Air, instrumen kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) tidak mampu berkembang dengan pesat. Padahal, otoritas bursa menilai produk tersebut berpotensi menjadi instrumen investasi untuk menampung dana repatriasi hasil tax amnesty.
Hal 15. EMITEN PROPERTI: Menanti Kebangkitan Kinerja SMRA
Pengembang township terkemuka PT Summarecon Agung Tbk., masih belum lepas dari efek negatif pada tahun lalu. Imbasnya, laba perseroan pada kuartal I/2016 merosot tajam.
Hal 16. DIPICU MINYAK MENTAH: Harga Batu Bara Melesat
Harga batu bara melesat ke level tertinggi dalam 8 bulan terakhir akibat pengetatan pasokan, meningkatnya permintaan China, dan nilai jual minyak yang menghijau.
Hal 17. s/d 20
Tabel bursa dan moneter
Hal 21. KINERJA ASURANSI SYARIAH: AASI: Premi Masih Bisa Tumbuh 20%
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia optimistis perolehan premi atau kontribusi bruto industri mampu bertumbuh di kisaran 20% pada akhir semester I/2016, setelah hanya bertumbuh 10,29% pada triwulan pertama tahun ini.
Hal 22. KINERJA PERBANKAN: Kredit Bermasalah Meningkat di Daerah
Kinerja perbankan daerah masih tertekan lantaran kenaikan kredit bermasalah masih berlanjut.
Hal 23. PENYALURAN DANA: Kredit Konsumer Masih Menjanjikan
Di tengah tren peningkatan rasio kredit bermasalah, kualitas pembiayaan segmen konsumer masih terkendali, sehingga pembiayaan ke sektor tersebut masih men janjikan.
Hal 24. WAJIB LAPOR KARTU KREDIT: Transaksi Langsung Anjlok
Pascapenerapan aturan wajib lapor, transaksi kartu kredit langsung mengalami penurunan, bahkan penutupan kepemilikan kartu kredit. Bank pun harus mencari strategi baru untuk menjaga aktivitas transaksi kartu kredit kembali naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel