Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang terkait Himpunan Mahasiswa Islam diduga karena kesalahpahaman atau salah persepsi.
"Saya selaku pribadi tidak bermaksud menyinggung HMI atau lembaga lain, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau persepsi, untuk itu saya mohon maaf atas pernyataan tersebut. Sekali lagi saya mohon maaf," kata Saut Situmorang, dalam konferensi pers permintaan maaf kepada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terkait pernyataannya dalam satu acara bincang-bincang di salah satu televisi swasta, Senin (9/5/2016).
Pada acara Talk Show di salah satu televisi swasta, "Benang Merah bertajuk - Harga Sebuah Perkara" pada 5 Mei 2016 lalu, Saut menyinggung sejumlah kader HMI yang terbukti korupsi saat menjadi pejabat negara.
"Lihat saja tokoh-tokoh politik, itu orang-orang pintar semuanya, cerdas. Saya selalu bilang, kalau dia HMI minimal dia ikut LK 1, saat mahasiswa itu pintar, tapi begitu menjabat dia jadi curang, jahat, greedy," kata Saut pada acara tersebut.
"Terkait acara di 'Benang Merah Kamis 5 Mei lalu, saya menyebut organisasi HMI, dalam kesempatan ini saya menyampaikan satu, dengan berkembangnya pemberitaan dan reaksi yang menarik perhatian publik atas pernyataan saya, maka saya perlu memberi klarifikasi," tambah Saut.
Sejumlah kader HMI yang pernah terbukti bersalah melakukan korupsi dan kasusnya ditangani KPK adalah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan anggota badan anggaran DPR Wa Ode Nurhayati, mantan anggota Komisi VIII fraksi Golkar Zulkarnaen Djabbar sampai mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.
"Kami percaya, HMI sebagai lembaga penggerak aktivis mahasiswa di Indonesia bisa jadi mitra KPK dalam upaya pemberantasan korupsi. Untuk itu, kami akan segera melakukan pertemuan dengan pimpinan HMI untuk menjalin silaturahmi agar menjaga hubungan yang lebih baik," ungkap Saut.
Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir bahkan menginstruksikan pada seluruh Badan Koordinasi dan seluruh cabang se-Indonesia untuk melaporkan pernyataan Saut Situmorang kepada pihak Kepolisian setempat secara serentak pada hari Senin (9/5/2016).
"Kalau saya pribadi, saya mengharap itu tidak terjadi, karena kalau kita lihat bagaimana harapan besar saya sebenarnya dibalik pernyataan itu kan, hidup saya di mahasiswa juga sangat dekat dengan HMI. Di kantor saya sebelumnya juga saya sangat dekat dengan HMI," tambah Saut saat ditanya mengenai upaya dpelaporannya tersebut.
Saut bahkan mengaku pernyataan itu keluar tanpa ia sadari.
"Harapan besar saya ada pernyataan saya itu, bahwa HMI sebagai lembaga besar yang harus terus berkembang, dan itu pernyataan saya keluar dari alam bawah sadar saya, saya inginnya tidak ditindaklanjuti," ungkap Saut.
Saut menjelaskan bahwa ia sudah ingin menyampaikan permintaan maaf pada Sabtu (7/5) namun sejumlah pimpinan HMI tidak ada di Jakarta.
"Saya niatnya hari Sabtu untuk dari hati ke hati minta maaf tapi beberapa pengurus tidak ada di Jakata. Mungkin setelah ini, kalau waktunya pas. Saya menyebutkan ini sistem, saya himbau sistem dibentuk, agar orang-orang baik ini tidak salah ambil kebijakan," jelas Saut.