Kabar24.com, JAKARTA - Indonesia menilai strategi untuk mengatasi narkotika harus memperhatikan kondisi setiap negara.
Duta Besar RI untuk Australia, Slovenia, dan Badan-Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Wina, Rachmat Budiman menuturkan, setiap negara memiliki keunikan masing-masing. Oleh karena itu, strategi yang berhasil di satu negara belum tentu akan berhasil di negara lain.
“Begitu pula sebaliknya, kegagalan di satu negara tidak berarti kegagalan semua negara,” kata Rachmat, dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri yang dikirimkan pada Jumat (22/4/2016).
Dia menambahkan, strategi Indonesia dalam penanganan narkotika bersifat menyeluruh. Kemudian, dengan mengedepankan aspek-aspek pencegahan dan pengurangan permintaan atau demand reduction.
Indonesia, ujar Rachmat dalam United Nations General Assembly Special Session on the World Drug Problem di New York, terus memperkuat program rehabilitasi bagi pecandu narkotika. Kemudian juga mendorong keluarga dan masyarakat akitf dalam program tersebut.
Dia menyampaikan, Indonesia menerapkan hukum yang tegas terhadap penyelundup dan pengedar narkotika karena perbuatan mereka mengancam bangsa Indonesia – terutama generasi muda. Rachmat menuturkan, penerapan hukum itu tentu memperhatikan prinsip hak asasi manusia.