Kabar24.com, JAKARTA Jumlah lulusan SMA dan Mahasiswa yang melanjutkan pendidikan tinggi ke luar negeri masih berkisar 30.000.
Angka ini sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, Malaysia. Perbedaannya akan semakin besar bila dibandingkan dengan negara Asia yang lebih maju seperti Korea dan China.
Padahal penyerapan ilmu sangat penting untuk mempercepat kemajuan suatu negara. Bahkan kemajuan sumber daya manusia menjadi prasyarat yang diperlukan bila ingin merealisasikan Indonesia sebagai salah satu negara maju di tahun 2030.
"Untuk bisa sekolah ke luar negeri, anak-anak muda harus dimotivasi dengan cara mempelajari bahasa asing. Itu sebabnya kami tergerak untuk memberikan beasiswa kursus bahasa asing kepada 1.000 pelajar SMA dan 1.000 mahasiswa," kata Bimo Sasongko, CEO Euro Management, Minggu (17/4/2015).
Program Beasiswa Indonesia 2030 digelar oleh Euro Management, lembaga konsultan pendidikan yang berpusat di Menteng, Jakarta Pusat, bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Indonesia.
Bimo mengatakan tujuan pemberian beasiswa tersebut untuk mengubah mindset masyarakat Indonesia akan pentingnya penguasaan bahasa asing. Dia berharap setelah mengikuti program belajar serta tambahan kegiatan berupa pelatihan kepemimpinan dan workshop, penerima beasiswa sudah siap mental untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan kembali ke Indonesia untuk membangun negara.
Ada lima tawaran beasiswa yang diberikan, yakni untuk program bahasa Jerman, Perancis, Inggris, Belanda dan Jepang yang berlaku untuk dua semester.
"Saat ini program untuk SMA sudah berjalan dengan penerima beasiswa sebanyak 1.080 orang," tambahnya.
Adapun penerimaan untuk mahasiswa saat ini masih terus dibuka. Program ini terbuka untuk 75 sekolah SMA dan 30 Universitas di wilayah Jabodetabek. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan diperluas ke daerah lain di waktu yang akan datang.
Bimo mengaku tidak menyangka respon peserta program beasiswa akan seantusias saat ini. Setiap hari, khususnya pada akhir pekan, kantor lembaganya selalu dipenuhi ratusan orang. Padahal tempat tersebut tidak terlalu luas.
"Saat ini tempat kami masih bisa menampung baik lokasi maupun gurunya. Namun kami sangat berharap bisa mendapat dukungan para stakeholder, baik pemerintah, BUMN atau perusahaan swasta agar program ini dapat diperluas ke daerah lain," tambahnya.