Kabar24.com, JAKARTA - Petugas pajak yang tewas ditusuk seorang wajib pajak di Gunung Sitoli, Parada Toga Fransriano S meninggalkan istrinya yang tengah hamil. Hal ini dijelaskan oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Direktorat Jenderal Pajak, Mekar Satria Utama.
“Istrinya sedang hamil,” ujar Mekar Satria Utama saat dihubungi, Selasa (12/4/2016).
Parada yang menjadi juru sita pajak negara di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sibolga diketahui masih berusia 30 tahun. “Dia masih sangat muda, kelahiran 1986,” ujar Mekar.
Parada tewas diduga karena ditusuk senjata tajam oleh seorang wajib pajak bernama Agusman Lahagi. Agusman juga menusuk hingga tewas pegawai honorer setempat bernama Soza Nolo Lase. Mekar mengatakan Soza merupakan petugas keamaan.
“Saya kurang tahu persis, gambarannya (kronologisnya) petugas datang ke pulau dengan dua juru sita yang mau menemui wajib pajak untuk menagih, kami sudah sampaikan dengan santun lalu penusukan itu terjadi,” ujar Mekar Satria Utama saat dihubungi, Selasa (12/4).
Mekar mengatakan petugas yang menyeberang ke pulau di Gunung Sitoli ada dua orang. Namun, mereka terpisah karena rumah yang mau mereka tagih berbeda. Sementara itu, Parada yang saat itu bertugas menagih pajak ke Agusman.
Kata Mekar, kedua petugas pajak berangkat malam ke Gunung Sitoli pukul 23.30 WIB lewat jalur laut. Kemudian sekitar pukul 11.30 Parada masih berkomunikasi dengan kantor. Kemudian pada pukul 15.00 WIB ada laporan dari Kepolisian Gunung Sitoli bahwa ada petugas pajak tewas tertusuk.
“Saya nggak tahu kapan persis kejadian penusukannya hanya saja terakhir jam 11.30 WIB, dia masih kontak tapi jam 15.00 WIB ada laporan kalau petugas pajak tewas,” ujar Mekar. Mekar mengaku kejadian seperti ini sering terjadi. Namun hal-hal sepeti ini tidak menurunkan semangat petugas pajak untuk menagih pajak.
Hingga kini Mekar belum bisa memberikan keterangan jelas apakah Agusman sudah tertangkap atau belum. Kini Kasus itu saat ini tengah ditangani Kepolisian Gunung Sitoli. “Yang kita khawatirkan dari kejadian ini adalah keluarga yang ditinggalkan, sekarang anak-anak (pegawai) lagi patungan dana untuk keluarganya,” ujar Mekar.