Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelangkaan Visa Umroh Gagalkan 1.000 Jamaah Berangkat ke Tanah Suci

Salman Musa tidak bisa menutupi kekecewaannya saat dia tahu rencana umroh yang sudah didambakannya sejak tahun lalu terpaksa tertunda. Informasi penundaan keberangkatannya tersebut juga sangat mendadak, dia baru dikabari pada Senin (4/4/2016) malam.
Jemaah haji/Ilustrasi-Antara
Jemaah haji/Ilustrasi-Antara

Kabar24.com, MAKASSAR - Salman Musa tidak bisa menutupi kekecewaannya saat dia tahu rencana umroh yang sudah didambakannya sejak tahun lalu terpaksa tertunda. Informasi penundaan keberangkatannya tersebut juga sangat mendadak, dia baru dikabari pada Senin (4/4/2016) malam.

"Saya baru dapat kabar pada malam hari, saat itu sedang mengadakan pengajian dengan anak-anak yatim piatu dan keluarga dari jauh berkumpul di rumah," katanya.

Pria berusia 48 tahun itu seharusnya berangkat pada Selasa (5/4/2016) dari Makassar menuju Jeddah. Namun, karena permasalahan stiker visa umroh yang tak kunjung keluar dari Kedutaan Besar Arab Saudi, membuatnya harus menunda keinginannya untuk menginjakkan kaki di tanah suci tanpa tahu kapan dia akan benar-benar berangkat.

“Tapi saya cukup beruntung karena tidak perlu berangkat dari Jakarta, ada saudara saya yang sekarang di Jakarta dan sudah kehabisan uang karena mereka harus sewa hotel menunggu hingga dapat kepastian berangkat,” imbuhnya.

Salman hanya satu dari sekitar 1.000 jamaah umroh asal Sulawesi Selatan yang pemberangkatannya terpaksa ditunda hingga mendapatkan stiker visa umroh. Namun, urusan tertundanya keberangkatan umroh ini tidak semudah mengubah jadwal keberangkatan pesawat.

“Tidak bisa dengan mudah mengubah jadwal pesawat, karena untuk kloter selanjutnya juga sudah penuh jamaah,” ujar Amirullah Amri, Ketua Dewan Penasihat Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Indonesia (Kesthuri) Sulawesi Selatan.

Di sisi lain, hal ini juga bisa menimbulkan potensi kerugian yang dialami oleh penyelenggara umroh. Amirullah menghitung, untuk penggantian jadwal penerbangan biasanya dikenakan biaya administrasi sebesar Rp5 juta, sehingga untuk satu jamaah biaya yang harus ditanggung sebesar Rp10 juta.

Dengan kata lain, jika ada 1.000 jamaah yang gagal berangkat dalam satu kloter saja, maka penyelenggara umroh di Sulsel setidaknya harus menanggung kerugian hingga Rp10 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk dengan biaya pemesanan hotel yang terpaksa hangus padahal telah dibayar di muka.

Selain itu, biaya visa juga diprediksi akan naik karena tingginya permintaan menjelang Ramadan. Jika biasanya biaya visa umroh sebesar US$60, maka biaya bisa jadi naik hingga tiga kali lipat saat musim umroh. “Rata-rata penyelenggara umroh mengirimkan jamaah tiga kloter dalam satu bulan, dengan masingi

Lebih jauh, Amirullah memikirkan dampak yang lebih besar dari sekadar kerugian materi, yakni kehilangan kepercayaan dari jamaah atau konsumen biro perjalanan mereka. Apalagi, banyak ditemukan kasus-kasus jamaah yang terlantar karena ditipu agen perjalanan bodong.

Melihat kasus ini, Ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Sulawesi Selatan Didi Leonardo Manaba mendesak pemerintah untuk segera mengambil kebijakan supaya konsumen atau jamaah umroh tidak menjadi korban akibat kelangkaan stiker visa umroh ini.

Apalagi, menurutnya Sulawesi Selatan merupakan salah satu penyuplai jamaah umroh dan haji terbesar di Indonesia. Tercatat, ada sekitar 21 biro perjalanan umroh dan haji yang bergabung dalam Asita, dan sekitar 65% dari total omzet industri biro perjalanan di Sulawesi Selatan berasal dari paket haji dan umroh.

“Harus ada langkah cepat untuk mengatasi dan mengantisipasi hal ini agar jamaah tidak jadi korban. Pemerintah harus punya cara atau setidaknya ada keterbukaan informasi jika memang visa umrah dari kedutaan besar Saudi arabia langka, sehingga penyelenggara umroh juga bisa mengantisipasi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Haji dan Umrah Kementerian Agama Sulawesi Selatan Aminuddin mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat sambal menunggu respons dari Kedutaan Besar Arab Saudi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper