Bisnis.com, BOGOR – Institut Pertanian Bogor (IPB) menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya mantan Rektor IPB Achmad Memed Satari.
Satari menghembuskan nafas terakhir dalam usia 83 tahun di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, Senin (4/4/2016) malam, tepatnya pada pukul 21.46 WIB.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Yonny Koesmaryono menyatakan IPB sangat kehilangan atas kepergian Satari. Almarhum dikenal sebagai guru besar yang sangat disegani dan rektor yang memiliki integritas dan kepemimpinan tinggi.
“Beliau adalah bapak dan guru yang sangat dihormati, yang dengan bijak senantiasa mendukung dan mengayomi gerakan-gerakan mahasiswa pada waktu itu,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (5/4/2016).
Satari lahir pada 13 Maret 1933. Dia menuntaskan pendidikan insinyur bidang kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (cikal bakal IPB) pada 1958. Selanjutnya dia meraih gelar master kehutanan dari Oregon State University (1961) dan doktor bidang ilmu tanah dari Michigan State University (1967).
Sepulang dari AS, Satari kemudian mengajar di Fakultas Pertanian IPB, dengan spesialisasi dalam bidang ilmu tanah. Dia diangkat menjadi Guru Besar Ilmu Tanah IPB pada 1970. Pada tahun yang sama, Satari diangkat menjadi Rektor IPB yang diembannya selama dua periode hingga 1978.
Dalam masa jabatannya itu, Satari menyusun rencana pengembangan IPB, melaksanakan kurikulum sarjana 4 tahun (1972), mendirikan Sekolah Pascasarjana (1975), dan membuka Program Doktor (1978).
Selain jabatan akademis, Satari juga terjun dalam birokrasi pemerintah. Dia tercatat sebagai Staf Ahli Menteri Muda Produksi Pangan (1978-1983), Ketua Deputi Bidang Ilmu Dasar dan Terapan BPPT (1983-1990).
Selain itu, Sekretaris Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1988-1990), Anggota Dewan Riset Nasional (1984-1994), Tenaga Ahli Menteri Kehutanan (1992-2001).
Dia pernah menjadi Ketua Tim Penelitian dan Pengembangan Hutan Sagu (1984-1994), Ketua Tim Penelitian dan Pengembangan di Lembah Baliem dan Pegunungan Jaya Wijaya (1985-1995), Ketua Tim Ahli Bimas Ketahanan Pangan Depertemen Pertanian (1999-2000), hingga Ketua Komite Reformasi dan Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan (1998-2000).
Di bidang organisasi profesi, Satari merupakan Ketua Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (1970-1974).
Tanda penghargaan yang diraihnya a.l. Pahala Alma dari IPB, Satya Lencana Pembangunan, Commandeur in de Leopolds orde dari Belgia, dan Honorary President dari International Sago Development Center (Jepang).