Kabar24.com, MANILA— Sekitar 8.000 tentara Amerika Serikat dan Filipina memulai latihan militer tahunan pada Senin (4/4/2016).
Dalam dua minggu ke depan, tentera kedua negara akan menguji beberapa kemampuan mereka seperti command-and-control (perintah dan kontrol), komunikasi, logistik, dan prosedur pergerakan dalam menangani keamanan kemanusiaan dan militer, ujar pejabat pertahanan Filipina seperti dikutip dari Reuters (4/4/2016).
Pasukan tersebut juga akan mensimulasikan cara merebut kembali platform minyak dan gas dan praktik pendaratan amfibi di pantai Filipina.
“Pelatiah Balikatan ini tidak dirancang untuk menangani masalah khusus tapi berbagai masalah dalam spektrum perang,” ujar Wakil Laksamana Alexander Lopex, Direktur Pelatihan Militer Filipina dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/4/2016).
“Cina bukanlah bagian dari gagasan pelatihan ini.”
Ash Carter yang akan menjadi Menteri Pertahanan Amerika Serikat pertama yang mengamati latihan ketika ia tiba minggu depan menggaris bawahi pentingnya pelatihan perang ini bagi kedua negara.
Klaim Cina atas wilayah Laut Cina Selatan semakin tegas dalam beberapa tahun belakangan termasuk melalui tindakan reklamasi dan pembangunan fasilitas bandara di beberapa pulau dan termbu karang.
Amerika Serikat menjalankan program yang dinamai patroli kebebasan navigasi di daerah tersebut dengan berlayar di sekitar area yang disengketakan .
Cina mengkalim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan yang dipercaya menyimpan cadangan minyak dan gas dalam jumlah besar. Brunei Darusalam, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam juga ikut memperebutkan wilayah yang dilalui kapal-kapal dagang bernilai sekitar US$5 triliun setiap tahunnya.