Bisnis.com, JAKARTA - Yunani mulai memulangkan migran ke Turki sesuai kesepakatan Uni Eropa menyusul kekhawatiran minimnya persiapan selian banyaknya kritikan dari organisasi hak azasi manusia.
Kesepakatan itu bertujuan untuk memudahkan pergerakan manusia yang tidak terkontrol ke Eropa Barat. Pasalnya, banyak dari mereka mengambil jalur laut yang berbahaya menyebrangi laut Aegean.
Operasi pemulangan mulai dilakukan pada hari ini dari Pulau Lesbos Yunani sebagimana dikutip BBC.co.uk, Senin (4/4/2016).
Pejabat Turki mengatakan mereka memperkirakan akan menerima 500 orang. Mereka akan ditempatkan di Dikili, bagian barat Turki.Namn, implementasi kesepakatan itu menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlangsungan rencana tersebut.
Migran di Yunani mengeluhkan minimnya informasi mengenai prosedur pencari suaka dan beberapa orang mengatakan mereka tidak mengetahui akan dikembalikan ke Turki.
Sebuah badan di bawah tanggung jawab Uni Eropa bertanggung jawab untuk mengawal migran menyebrangi laut Aegean. Namun badan itu memilik staf yang kurang dari sepersepuluh dari kebutuhan.
Dalam kesepakatan itu, migran yang tiba secara ilegal di Yunani diperkirakan akan dikembalikan ke Turki jika mereka tidak mendaftar sebagai pencari suaka atau jika klaim mereka ditolak.
Turki mendapatkan konsesi keuangan dan politik sebagai bagian dari kesepakatan. Namun, kesepakatan itu dikritik oleh kelompok HAM, yang mengatakan Turki bukan merupakan negara yang aman bagi para migran.