Bisnis.com, BANDAR SERI BEGAWAN - Salah satu media lokal Brunei mengutip sebuah studi ilmiah yang menyatakan adanya prevalensi tinggi penggunan obat tradisional di Brunei meskipun sistem kesehatan gratis yang disediakan oleh kesultanan.
Dk Nurolaini, wakil dekan Universitas Brunei Darussalam dalam studinya menemukan lebih dari 62 % warga Brunei menganggap obat tradisional sebagai bentuk obat paling aman.
Dia melakukan penelitian berdasarkan kuesioner untuk mengetahui persepsi, sikap, pengetahuan dan praktik warga Brunei tentang penggunaan obat-obatan tradisional.
Studi ini ditujukan kepada total 2.400 pasien secara acak yang datang ke puskesmas dan rumah sakit di seluruh negeri, yang memiliki rentang usia antara 16tahun -- 85 tahun. Dari total responden, lebih dari 62 persen dari peserta yang dirasakan obat tradisional menjadi bentuk yang aman dari obat dikarenakan terdiri dari sumber-sumber alam dan telah digunakan selama beberapa generasi.
Seperti dikutip Bisnis.com dari Xinhua Minggu (27/3/2016), lebih dari 400 pasien sepakat bahwa obat-obatan tradisional dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko khusus dan supermarket di kesultanan.
Sementara itu, penelitian ini juga menunjukkan 59% atau 1.396 warga Brunei telah menggunakan beberapa bentuk obat tradisional sepanjang hidup mereka, dengan mayoritas pengguna mereka dari kelompok usia yang lebih tua (56 tahun ke atas).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, obat tradisional adalah praktik kesehatan yang beragam, pendekatan, pengetahuan dan keyakinan yang menggabungkan tanaman, hewan atau obat-obatan berdasarkan mineral, terapi spiritual, teknik manual untuk mempertahankan kesejahteraan, serta untuk mengobati, mendiagnosa atau mencegah penyakit .