Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demo Sopir Taksi, Ini Komentar Hipmi Jaya soal Online Vs Konvensional

Himpunan Pengusaha Muda Jakarta(HipmiJaya) angkat bicara mengenai aksi demonstrasi oleh para pengendara angkutan umum.
Wakil Bendahara Umum Hipmi Jaya Dina Handayani/jibi
Wakil Bendahara Umum Hipmi Jaya Dina Handayani/jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Jakarta (Hipmi Jaya) angkat bicara mengenai aksi demonstrasi oleh para pengendara angkutan umum.

"Pada dasarnya kami pengusaha muda mengecam segala tindakan yang dilakukan secara anarkis dan di luar hukum," kata Dina Handayani Wakil Bendahara Umum Hipmi

Jaya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/3).

Aksi demo perihal taksi online dan taksi konvensional pada Selasa (22/3) di sejumlah lokasi di Ibu Kota berakhir rusuh.

Menurut Dina, seharusnya masalah mengenai taxi online dan konvensional ini bisa diatasi apabila pemerintah mau benar benar menaruh perhatian. Khususnya aturan aturan

mengenai industri teknologi baik itu transportasi dengan aplikasi atau yang lainnya.

Pemerintah, ujarnya, seharusnya memfasilitasi dan memediasi permasalahan perusahaan-perusahaan tersebut demi menjaga Iklim  usaha yang stabil.

"Hal ini bisa saja berpengaruh besar terhadap citra negara kita di luar, khususnya para investor yang hendak berinvestasi .

Misalnya, Go-Jek. Waktu itu Go-Jek sangat di puji-puji oleh pemerintah, bahkan sampai di ajak ke Amerika. Namun, saat diprotes oleh para pelaku transportasi darat

konvensional langsung disetop atau larang layanannya oleh pemerintah.

Lucunya lagi, begitu di-bully habis habisan di media sosial langsung aturan itu diubah lagi.

"Mengenai polemik yg ada sekarang tentunya Hipmi Jaya juga sangat setuju bahwa Grab, Uber, dan Go-Jek harus mengikuti aturan-aturan yang ada, misalnya mengenakan tarif pajak," ungkap Dina.

Hal itu sebagai kontribusi yang konkrit untuk negara, karena di luar negeri, seperti Jepang dan AS juga punya transportasi online. Di New York saja ada aturan mengenai Uber. Hal itu semestinya bisa diterapkan juga di Indonesia.

Demikian halnya, sambungnya, taksi konvensional harus selalu bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat sekarang yang sangat dinamis.

"Bangsa kita sudah harus siap menghadapi perkembangan teknologi untuk peningkatan pelayanan, kendaraan harus nyaman, supir juga harus ramah bawa mobil juga harus nyaman juga hal-hal kecil, seperti menyiapkan kembalian."

Karena hal itu sangat penting untuk konsumen, dan konsumen pada akhirnya juga akan memilih sesuatu yang membuat mereka nyaman dan aman.

"Masih banyak kok masyarakat yang tetap menggunakan taksi konvensional, tetapi mereka juga sangat memilih yang benar-benar menurut mereka nyaman. Kalau soal harga,  itu murni  kompetisi usaha yang pasti dialami oleh semua perusahaan."

Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah harus bisa menciptakan suasana bisnis yang adil, tidak hanya antara online dan konvensional, tetapi juga bidang usaha lainnya, khususnya usaha kecil menengah (UKM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper