Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekjen PBB Kutuk Serangan Udara Koalisi Pimpinan Arab Saudi

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu (16/3) mengutuk serangan udara yang dilancarkan oleh pesawat koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap satu pasar terkenal, di sebelah utara Ibu Kota Yaman, Sana'a.
Warga Syiah di Sanaa, Yaman, membawa poster bergambar Sheikh Nimr al-Nimr saat berunjuk rasa di depan kedubes Arab Saudi di Sanaa belum lama ini./Reuters-Khaled Abdullah-arsip
Warga Syiah di Sanaa, Yaman, membawa poster bergambar Sheikh Nimr al-Nimr saat berunjuk rasa di depan kedubes Arab Saudi di Sanaa belum lama ini./Reuters-Khaled Abdullah-arsip

Bisnis.com, NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu (16/3/2016) mengutuk serangan udara yang dilancarkan oleh pesawat koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap satu pasar terkenal, di sebelah utara Ibu Kota Yaman, Sana'a.

Serangan tersebut menewaskan tak kurang dari 65 warga sipil dan melukai 55 orang lagi. Serangan udara itu menghantam Pasar Al-Khamees di Kabupaten Mastaba di Provinsi Hajjah pada siang hari, saat orang berkerumun di pasar rakyat itu.

"Peristiwa ini adalah salah satu yang paling mematikan --dan dilaporkan menewaskan serta melukai sejumlah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak-- sejak awal konflik," kata Ban di dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh juru bicaranya.

Ban menggaris-bawahi kepada semua pihak "sangat perlunya" untuk sepenuhnya menghormati kewajiban mereka sesuai dengan hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Menurut pernyataan itu, ia mengatakan, "Serangan yang ditujukan kepada warga sipil dan sasaran sipil, termasuk pasar rakyat, sangat dilarang." Ban, yang meminta dilakukannya penyelidikan yang tepat dan efektif mengenai peristiwa semacam itu, juga mendesak semua pihak dalam konflik tersebut untuk menghentikan kegiatan militer dan menyelesaikan semua perbedaan dalam babak baru perundingan perdamaian yang difasilitasi PBB.

Yaman telah ternoda dalam perang saudara habis-habisan sejak September 2014, ketika kelompok Syiah Al-Houthi --yang didukung oleh pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh-- menyerbu Ibu Kota Yaman, Sana'a, dan mengusir Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi ke pengasingan. Perang itu telah menewaskan hampir 6.000 orang, kebanyakan warga sipil.

Koalisi pimpinan Arab Saudi memulai pemboman udara setiap hari terhadap gerilyawan Al-Houthi dan pasukan sekutu mereka sejak Maret 2015, dan berikrar akan mengusir gerilyawan dan merebut kembali Sana'a.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/Xinhua-OANA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper