Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Pos Ikut Arahkan Pelajar Anti-Korupsi

PT Pos Indonesia (Persero) menggelar lomba menulis surat bertema Generasiku Melawan Korupsi sebagai bagian dari program corporate social responsibility di bidang pendidikan dan peningkatan kualitas serta kapasitas pelajar.
Kegiatan di kantor PT Pos Indonesia cabang Ambon, Maluku/Antara-Izaac Mulyawan
Kegiatan di kantor PT Pos Indonesia cabang Ambon, Maluku/Antara-Izaac Mulyawan

Kabar24.com, BANDUNG - PT Pos Indonesia (Persero) menggelar lomba menulis surat bertema Generasiku Melawan Korupsi sebagai bagian dari program corporate social responsibility di bidang pendidikan dan peningkatan kualitas serta kapasitas pelajar.

Lomba tersebut berlangsung sejak 11 Desember 2015 hingga 11 Februari 2016, serta ditujukan bagi pelajar tingkat SMP dan SMA secara nasional. Hasilnya, panitia menerima 4.550 surat dan menyaring 30 finalis.

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Pos Indonesia Febriyanto mengatakan lomba ini menjadi salah satu bentuk kontribusi dan dukungan perusahaan kepada gerakan anti korupsi dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Pejabat-pejabat kami aktif mengisi Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), Pos termasuk lembaga yang tertib. Kami juga sudah menerapkan whistleblower system sejak lama," ungkapnya dalam sambutan pada acara pengumuman pemenang lomba penulisan tersebut di Bandung pada Jumat (11/3/2016).

Febriyanto melanjutkan budaya menulis, termasuk menulis surat, sudah langka di Indonesia. Saat ini, porsi layanan pengiriman surat pribadi di Pos angkanya di bawah 10%.

Adapun dewan juri yang melakukan penilaian merupakan penulis profesional yaitu Habiburrahman, Darwis Tere Liye, dan Gina S. Noer.

Dalam kesempatan yang sama, Komisioner KPK Saut Situmorang menyampaikan apresiasinya atas digelarnya lomba tersebut. Menurutnya, semangat anti korupsi para peserta yang masih berusia muda mesti dilanjutkan.

"Korupsi dimulai dari hal-hal kecil, hal-hal sederhana. Saya minta peserta harus mampu jadi contoh bagi mereka di sekelilingnya, termasuk orang tua," kata Saut.

KPK menyebutkan indeks persepsi korupsi Singapura adalah 80, sedangkan Indonesia 36. Lembaga tersebut menargetkan dalam 5 tahun ke depan angkanya bisa meningkat menjadi 50.

Saut melanjutkan Jawa Barat sudah menunjukkan perbaikan terkait korupsi. Tetapi, dia mengingatkan potensi korupsi selalu ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper