Kabar24.com, JAKARTA - Politikus Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani menyarankan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli mengikuti pelatihan Emotional Spiritual Quotient atau ESQ untuk menstabilkan emosi.
Menurut Arsul, perseteruan keduanya di muka umum terkait Blok Masela tidak mendidik masyarakat, sebab tidak dilakukan secara intelektual. "Kalau di ruang publik jangan emosional, kalau mau di muka publik, masing-masing tunjukkan kelebihannya, bawa tim ahli, berdiskusi, diliput media itu baru sehat. Kalau selama ini tidak mendidik," kata Arsul saat ditemui di ruangannya, Jumat, 5 Maret 2016.
Anggoita Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat itu menambahkan perdebatan antar menteri sejatinya harus terjadi di rapat kabinet. Sekalipun salah satu pihak ada yang tidak diambil sarannya, tapi berkukuh pendapatnya benar sebaiknya disampaikan lewat forum resmi. "Ini kan memang negara demokrasi, tapi jangan berdebat seperti sekarang. Tidak mencerahkan," kata Arsul.
Terkait banyaknya menteri yang berseteru, dia menyarankan Presiden Joko Widodo meninggalkan tradisi suku Jawa yang dikenal lemah lembut. Menururnya sebagai 'bapak' dari para menterinya Jokowi harus mengakhiri perseteruan dengan bersikap tegas. "Keluar sedikitlah dari tradisi Jawa, harua tegas kalau 'anaknya' bandel," tuturnya
Publik diramaikan oleh perseteruan antara Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said terkait kebijakan Blok Masela. Saling sindir antara keduanya mengemuka hingga di media sosial.
Perseteruan Rizal dengan Sudirman dipicu perbedaan pendapat mengenai rencana pembangunan kilang gas Blok Masela. Rizal menginginkan kilang gas berada di darat (onshore), sedangkan Sudirman mendukung kilang terapung di laut (offshore).