Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Balik ’Topeng’ Barongsai

Barongsai. Satu kata ini pasti melekat ketika Tahun Baru Imlek menyambangi masyarakat keturunanTionghoa.
Pertunjukan Barongsai/Bisnis
Pertunjukan Barongsai/Bisnis

Pementasan Barongsai

Kita bisa simak cerita dari Hendrik Priatna, Ketua Long Wang Barongsai, kelompok di Bandung yang mayoritas anggotanya terdiri dari para pelajar pribumi kalangan menengah ke bawah.

Menurut Hendrik, barongsai belum dapat dijadikan sebagai mata pencaharian karena kegiatan tersebut hanya untuk sampingan dan hobi saja. Meski begitu, selama kurang lebih 11 tahun mengelola kelompok barongsai, pria 45 tahun yang juga mengurus usaha percetakannya ini tetap setia dengan kesenian itu.

Lalu apa alasan kesetiaan itu tetap ada di hati Hendrik? “Demi kecintaannya kepada seni serta rasa kekeluargaan yang sudah terbina dengan sesama pemain.”

Untuk mendapatkan undangan tampil, Long Wang Barongsai memiliki langganan tetap, selain dibantu oleh sebuah event organizer.

Periode paling tinggi mendapatkan tawaran tampil adalah saat Imlek. Begitu juga yang diungkapkan oleh Ketua Umum Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia (PBLSI) Nurdin Purnomo. Menurut dia, hingga saat ini Barongsai belum bisa menjadi mata pencaharian utama.

“Belum sampai kesana [mata pencarian utama], mudah-mudahan nanti bisa ke sana,” katanya.

Di Indonesia, menurut Nurdin, belum terlalu banyak yang mengundang barongsai untuk acara-acara selain perayaan Imlek, berbeda dengan di Malaysia. Di negeri jiran itu, sudah ada tim barongsai profesional. Mereka bisa tampil setiap hari karena banyak yang mengundang termasuk untuk peresmian kantor.

Nurdin menjelaskan untuk sekali pertunjukan, mereka biasanya dibayar Rp3 juta-Rp5 juta. Mereka bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari angpao penonton.

“Saya berharapnya barongsai ini bisa berkembang baik, jangan jadi pengamen, kayak topeng monyet. Selalu, saya kalau ketemu [barongsai ngamen] saya tegur. Kalau berminat, bergabung saja dengan kami.”

Lain lagi cerita Melly Pangestu yang sudah 14 tahun bergabung dengan kelompok barongsai. Pada awalnya, perempuan keturunan Tionghoa ini ikut bergabung sebagai pemain barongsai. Setelah 8 tahun kemudian, dia berpindah profesi dan hanya bertugas sebagai pemain musik.

“Karena saya perempuan, kan agak susah kalau harus mengangkat-angkat orang. Di kami ada juga pemain barongsai perempuan, tetapi hanya ikut beraksi ketika melakukan gerakan yang tidak terlalu sulit.”

Sebagai pemain tambur yang tergabung dalam kelompok barongsai profesional, perempuan yang kini berusia 26 tahun ini sering mengikuti lomba di Malaysia, China, Taiwan, dan Hong Kong.

Pada perayaan Imlek, tim Melly hampir setiap hari tampil. Kalau hari-hari biasa, mereka bisa tampil tiga kali sebulan untuk acara-acara pembukaan ruko, tempat usaha, atau acara-acara di mal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Selanjutnya
Tantangan
Sumber : Bisnis Indonesia Weekend, Minggu (7/2/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper