Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Dinilai Rentan Tersebar Virus Zika, China Waspadai Pelancong

Asia dinilai rentan terhadap virus Zika yang ditemukan di wilayah Amerika Selatan.
Nyamuk penyebar virus Zika/i955fm.com
Nyamuk penyebar virus Zika/i955fm.com

Kabar24.com, BEIJING - Asia dinilai rentan terhadap virus Zika yang ditemukan di wilayah Amerika Selatan.

Profesor dari Universitas Hong Kong Ben Cowling mengatakan dinamika virus Zika mirip dengan virus dengue dan disebarkan oleh spesies nyamuk yang sama.

"Asia sangat jelas akan dimasuki oleh kasus Zika dari luar wilayah. Namun belum jelas apakah akan terjadi penyebaran secara lokal," katanya, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (30/1/2016).

Duane Gubler dari NUS Graduate Medical School Singapura mengatakan Zika telah muncul di Asia sekitar 60 tahun. Kasusnya ditemukan di Indonesia, Thailand, dan Filipina.

Menurutnya, selama bertahun-tahun virus tersebut menginfeksi manusia secara tersebar tetapi salah didiagnosa dan dinyatakan sebagai dengue. "Semua negara di wilayah yang punya riwayat dengue dan chikungunya berisiko (terkena Zika)," tuturnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan China menyatakan virus Zika berisiko menyebar ke negara tersebut melalui para pelancong. Meski demikian, Komisi Kesehatan dan Perencanaan Keluarga China memandang negara itu tak termasuk ke dalam kategori epidemik karena dinginnya suhu membuat populasi nyamuk rendah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi ada sekitar 3 juta-4 juta kasus virus Zika di Amerika. Industri perjalanan atau travelling sudah mulai terdampak. Sejumlah pelancong mengubah rute perjalanan untuk menghindari negara yang terkena virus Zika.

Pasalnya, meskipun jarang berujung pada kondisi fatal, para peneliti tengah menyelidiki pengaruh Zika pada 4.000 kasus mikrochepalus di Amerika.

"Risiko kasus Zika masuk ke China cukup tinggi," kata Deputi Direktur Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit China George Gao.

Dia menambahkan jenis nyamuk penyebar virus itu hidup di wilayah China selatan dan daerah pantai. Saat ini China mengembangkan pencegahan dan rencana perawatan. Menurut Gao, pihaknya juga sudah terlatih mengidentifikasi virus tersebut.

Sementara itu, sejumlah warga provinsi Guangdong di bagian selatan bekerja di Amerika Selatan. Jelang Imlek, mereka akan kembali ke kampung halamannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper