Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kubu Agung dan Ical Sepakati Prinsip Munaslub Golkar

Dua Kubu Partai Golkar yang berseteru telah menyepakati sejumlah prinsip dasar penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk penyatuan kembali partai tersebut.
Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie (kanan) berbincang dengan Waketum Golkar hasil Munas Bali Ade Komarudin (kiri). /Antara
Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie (kanan) berbincang dengan Waketum Golkar hasil Munas Bali Ade Komarudin (kiri). /Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Dua Kubu Partai Golkar yang berseteru telah menyepakati sejumlah prinsip dasar penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk penyatuan kembali partai tersebut.

Ade Komarudin, Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical) yang juga menjabat sebagai Ketua DPR, mengatakan pembicaraan informal dengan kubu Agung Laksono menghasilkan beberapa kesepakatan.

Antara lain pengajuan jadwal Munaslub pada April 2016. Kubu yang saat ini ada, kata Ade, sudah menyetujui hasil keputusan Menkumham yang mengaktifkan kembali kepengurusan hasil Munas Riau 2009.

“Namun dalam pembicaraan itu masih belum menyepakati tanggal penyelenggaraan munaslub,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen, Jumat (29/1/2016).

Zainudin Amali, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar kubu Agung juga mengungkapkan hal serupa. Zainudin mengaku sudah mengadakan pembicaraan dengan Idrus Marham, Sekjen kubu Ical.

“Pembicaraan menyepakati beberapa prinsip dasar penyelenggaraan munaslub. Pekan depan kami akan lebih intens bertemu,” katanya.

Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain pengklasifikasian kader yang memiliki hak suara dalam munaslub, serta misi penyatuan kader Partai Golkar hingga tingkat paling bawah.

“Setelah munas, kami ingin Golkar kembali bersatu.”

Pernyataan tersebut sekaligus menepis munculnya kabar soal pembentukan Partai Golkar Indonesia oleh kubu Agung.

“Partai yang katanya berlambang beringin dengan latar belakang Bendera Merah Putih itu tidak ada. Kami tidak menginisiasinya.”

Selama ini, jelasnya, tidak ada pembicaraan terkait pembentukan partai baru sempalan Golkar.

 “Dalam AD/RT Partai Golkar, kami tidak boleh membuat partai baru dengan logo dan platform yang sama,” kata Zainudin.

Syarat Dukungan

Menurut Zainudin, ada beberapa syarat berat yang harus dipenuhi sebelum menjadi kandidat ketua umum.

“Yang maju [menjadi ketua umum] nanti, harus didukung minimal 30% suara DPD I dan DPD II. Dan itu tidak mudah.”

Selain syarat tersebut, AD/RT Partai Golkar mengaruskan calon ketua umum pernah menjadi pengurus DPP, DPD, atau organisasi pendiri Partai Golkar minimal satu tahun; aktif terus menerus menjadi anggota sekurang-kurangnya lima tahun; pernah mengikuti pendidikan dan latihan kader; memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas dan tidak tercela; memiliki kapabilitas dan akseptabilitas; tidak pernah terlibat G30S PKI; serta bersedia meluangkan waktu dan sanggup bekerjasama secara kolektif dalam kegiatan partai.

Dengan ketatnya syarat tersebut, Zainudin memprediksi kandidat ketua umum hanya ada tiga orang.

“Soal siapanya? Saya tidak tahu. Memang biasanya hanya ada tiga orang kandidat,” katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper