Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tempat Penjualan Aksesoris Imlek di Bali Masih Sepi Pengunjung

Jelang perayaan Imlek yang jatuh pada 8 Februari 2016 mendatang, beberapa masyarakat Tionghoa di Bali mulai mendatangi tempat penjualan pernak-pernik Imlek di Denpasar.
alah satu pengunjung yang akan membeli hiasan dinding dengan motif monyet api/Natalia Indah Kartikaningrum
alah satu pengunjung yang akan membeli hiasan dinding dengan motif monyet api/Natalia Indah Kartikaningrum

Kabar24.com, DENPASAR - Jelang perayaan Imlek yang jatuh pada 8 Februari 2016 mendatang, beberapa masyarakat Tionghoa di Bali mulai mendatangi tempat penjualan pernak-pernik Imlek di Denpasar.

Andi Wijaya, pemilik salah satu toko aksesoris Imlek di kawasan jalan dr. Sutomo Denpasar, mengaku sekarang ini sudah mulai beberapa pengunjung yang berdatangan untuk mencari pernak-pernik Imlek.

“Namun tahun ini daya beli masyarakat agak berkurang karena pengaruh dari kondisi ekonomi yang melambat. Biasanya dua minggu sebelum Imlek, beberapa perusahaan seperti bank, hotel, dan lain sebagainya sudah mulai berbelanja dan menghias kantornya namun sekarang ini menurun dibandingkan tahun lalu,” tuturnya saat ditemui media, Jumat (22/1/2016).

Menurutnya, banyak orang yang juga masih menyimpan barang-barang tahun lalu dan hanya menambah sedikit hiasan yang baru.

“Karena tahun ini adalah tahun monyet api, beberapa pernak-pernik seperti hiasan dinding monyet api banyak dicari oleh pembeli. Selain itu, pembeli juga banyak mencari lampion dengan berbagai macam bentuk yang kami sediakan, tidak hanya bulat saja,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, pernak-pernik Imlek lainnya seperti gantungan, kantong angpao, manisan, dan kue keranjang juga banyak diburu oleh pembeli.

Dia menambahkan, kebutuhan pernak-pernik Imlek tersebut telah diimpor dari Tiongkok, melalui importir dari Surabaya dan Jakarta. Namun karena melihat keadaan ekonomi 2015 lalu, pihaknya tidak banyak mencari stok.

“Kami berharap dua minggu sebelum Imlek ini ada suatu keajaiban dengan lebih ramainya pembeli. Sementara ini kami masih belum bisa memprediksi daya beli masyarakat pada 2016 ini,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper