Kabar24.com, JAKARTA — Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organization (ILO) mengingatkan bahwa negara berkembang bakal melanjutkan tren penaikan angka pengangguran.
Menurut Laporan ILO berjudul World Employment and Social Outlook – Trends 2016 (WESO), angka terakhir untuk pengangguran pada 2015 mencapai 197,1 juta.
Pada perkiraan tersebut, pada 2016 akan meningkat hingga 2,3 juta atau menjadi 199,4 juta penganggur.
Tambahan sekitar 1,1 juta penganggur diperkirakan meningkatkan jumlah penghitungan pengangguran global pada 2017.
“Perlambatan dalam perekonomian di negara-negara berkembang, ditambah dengan penurunan tajam dalam harga-harga komoditas akan memberikan dampak yang dramatis terhadap dunia kerja,” kata Guy Ryder, Direktur Jenderal ILO, dalam keterangan resminya, Kamis (21/1/2016).
Menurutnya, banyak pekerja perempuan dan laki-laki yang harus menerima pekerjaan berupah rendah, baik di negara-negara sudah berkembang maupun berkembang dan juga semakin meningkat di negara-negara maju.
Negara Paling Terdampak
Kondisi ketenagakerjaan saat ini melemah di negara-negara sudah berkembang dan berkembang, khususnya di Brasil, Cina, serta negara-negara penghasil minyak.
“Lingkungan perekonomian yang tidak stabil yang tecermin pada aliran modal yang rentan terus berpengaruh pada perusahaan dan investasi serta penciptaan lapangan kerja,” jelas Raymond Torres, Direktur Departemen Penelitian ILO.
Untuk itu, para pembuat kebijakan harus lebih terfokus pada penguatan kebijakan-kebijakan ketenagakerjaan dan penanggulangan ketimpangan yang sangat besar.
“Banyak bukti yang memperlihatkan pasar kerja dan kebijakan sosial yang dikembangkan secara baik akan sangat mendorong pertumbuhan perekonomian dan berdampak positif untuk menyikapi krisis ketenagakerjaan,” kata Torres.