Kabar24.com, OUAGADOUGOU – Burkina Faso dan Mali sepakat bekerja sama untuk melawan ancaman militan islam di Afrika Barat dengan sharing informasi dan melakukan patroli pengamanan bersama setelah kedua negara tersebut diserang.
Meski belum dijelaskan secara detail kerja sama tersebut, namun kedua negara berkomitmen untuk memaksimalkan peran pengamanan guna mencegah pergerakan Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) dan militant lain yang terus berupaya memperluas operasi di Afrika Barat.
"Ada kemauan politik yang sangat kuat dari kedua negara untuk menggabungkan upaya bersama dalam memerangi terorisme," kata perdana menteri Burkina Faso, Paul Kaba Thieba seperti dikutip Reuters, (18/1/2016).
Perdana menteri kedua negara bertemu pada Minggu, atau dua hari setelah militan Al-Qaeda menyerang Splendid Hotel di Ouagadougou, ibukota Burkina Faso. Militan juga menembaki sebuah restoran dan menyerang hotel lain di dekatnya.
Data terakhir, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 28 orang yang berasal dari 7 kewarganegaraan yang berbeda serta melukai 50 orang lainnya .
Pemerintah Burkina menyatakan korban tewas yang terindentifikasi antara lain, delapan warga negara Burkina, empat Kanada, tiga Ukraina, dua Portugis, dua Prancis, dua Swiss dan satu warga negara Belanda. Tujuh jenazah belum diidentifikasi, dan daftar tersebut bersifat sementara.
Selama bertahun-tahun, militan Islam telah menggunakan Mali utara sebagai basis, namun sepanjang tahun lalu militant memperluas penyebaran dengan menyerang sejumlah negara di kawasan tersebut.
Otoritas Burkina Faso khawatir bahwa perbatasan padang pasir panjang dengan Mali bisa menjadi titik transit bagi militan.
Sebelumnya, terjadi serangan di Hotel berbintang di Bamako, Ibukota Mali. AQIM mengklaim bertanggungjawab dalam serangan yang menewaskan 20 orang, termasuk warga Rusia, China dan Amerika Serikat pada November lalu.