Bisnis.com, SEOUL – Cuplikan dokumentasi uji coba kapal selam rudal balistik Korea Utara yang dirilis Pyongyang dua hari setelah klaim uji coba bom hidrogen diduga palsu.
Analisis tersebut diutarakan peneliti yang berbasis di California, Middlebury Institute's James Martin Centre for Nonproliferation Studies (CNS)
Bertentangan dengan ketentuan PBB, Korut mengklaim pihaknya memiliki teknologi rudal balistik yang memungkinkan untuk meluncurkan hulu ledak nuklir dari kapal selam. Namun, ahli dan sejumlah media lokal meragukan klaim tersebut.
Televisi lokal Korut menayangkan cuplikan dokumentasi saat klaim uji coba terbaru, yang diduga kejadian itu berlangsung pada Desember. Tidak seperti uji coba yang dilakukan pada Mei lalu, uji coba tersebut tidak langsung dipublikasikan pada waktu kejadian.
Militer Korea Selatan menduga Korut sengaja memodifikasi video dengan mengedit cuplikan peluncuran rudal dengan pergerakan yang lebih cepat meskipun pejabat Korut mengatakan teknologi injeksi memungkingkan uji coba memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan tes Mei lalu.
Melissa Hanham, Analis Centre for Nonprofileration Studies (CNS) menduga propagandis Korut menggunakan teknik editing dasar untuk memotong dan membalik rekaman video lama tes rudal sebelumnya kemudian mengklaimnya sebagai uji coba baru,
Dia menunjukkan dua frame video yang berasal dari media pemerintah Korut. Ada dua bagian yang menunjukkan rudal mengeluarkan api dan bagian rudal yang lebih kecil melepaskan diri.
“Korea Utara menggunakan video editing yang kasar untuk menutupi fakta ini,” katan Hanham, melalui email seperti dikutip Reuters, (12/1/2016).
Dia melanjutkan, “Mereka menggunakan angle camera yang berbeda dan mengeditnya agar terlihat saat pelucuran ada sejumlah perkembangan lanjutan. Namun, dari sisi ke sisi anda bisa mencermati bahwa cuplikan ini terjadi di event yang sama [peluncuran rudal saat Mei].”
Sebelumnya, Korut mengklaim telah melakukan uji coba bom hidrogen dengan teknologi mumpuni, yang menjadi tes nuklir keempat negara tersebut sejauh ini.
Adapun, belum jelas mengenai Korut yang berhasil mengembangkan perangkat nuklir skala kecil dan menyusunnya dalam bentuk peluru kendali (rudal).