Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Golkar: JK dan Akbar Tandjung Diusulkan Ambil Alih Kepemimpinan

Di tengah kekisruhan di Partai Golkar yang masih berlanjut, muncul gagasan agar Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung mengambil alih kepemimpinan dengan membentuk kepengurusan transisi.
JK dan Akbar Tandjung duduk bersebelahan saat HUT Partai Golkar ke-51 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (26-11-2015) diapit Aburizal Bakrie dan Luhut B. Pandjaitan./Antara-Reno Esnir
JK dan Akbar Tandjung duduk bersebelahan saat HUT Partai Golkar ke-51 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (26-11-2015) diapit Aburizal Bakrie dan Luhut B. Pandjaitan./Antara-Reno Esnir

Kabar24.com, JAKARTA -- Di tengah kekisruhan di Partai Golkar yang masih berlanjut, muncul gagasan agar Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung mengambil alih kepemimpinan dengan membentuk kepengurusan transisi.

Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta, Leo Nababan mengatakan pembentukan kepengurusan transisi Golkar adalah pilihan paling realistis yang dapat ditempuh saat ini demi menyelamatkan partai beringin.

"Usul kepengurusan transisi ini ide brilian saya. Ini paling realistis, di mana pak Jusuf Kalla ditunjuk sebagai ketua umum transisi, dan sekretaris jenderalnya Pak Akbar Tandjung," kata Leo dihubungi di Jakarta, Selasa (6/1/2016).

Leo mengatakan dirinya mengusulkan agar JK dan Akbar Tandjung mengambil alih Golkar guna secepatnya menyelenggarakan munas. Kedua tokoh itu menurut dia masih dapat diharapkan.

Nantinya, JK dan Akbar dapat menunjuk anggota pengurus partai dari masing-masing kubu baik Agung Laksono dan Aburizal Bakrie secara berimbang.

Di sisi lain, kata dia, Ketua Mahkamah Partai Golkar yakni Muladi dapat segera mengeluarkan surat keputusan yang berisi susunan kepengurusan transisi Golkar, dan menyerahkannya kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Leo juga mengusulkan agar kepengurusan transisi mempersiapkan penyelenggaraan munas selambatnya dua bulan.

Munas sendiri digelar murni hanya untuk memilih ketua umum Golkar selanjutnya.

"Nanti saat munas, langsung saja habis pembukaan, nyanyi lagu Indonesia Raya, lagu Golkar, lantas pemilihan ketua umum," kata dia.

Sedangkan untuk calon ketua umum, Leo berpandangan sebaiknya kesempatannya diberikan kepada kader muda seperti Airlangga Hartanto, Tommy Soeharto, Ade Komaruddin atau Agus Gumiwang.

Sementara itu terkait penunjukan JK sebagai ketua umum dan Akbar Tandjung sebagai sekjen, Leo menyebut hanya Aburizal yang belum sependapat.

Dia berharap Aburizal dapat segera membuka hati demi penyelamatan Golkar.

"Kuncinya itu ketulusan hati ARB. Kalau dia tidak mau setuju artinya tidak mau Golkar selamat. Sebaiknya memang posisi ketua umum itu tidak diberikan ke saudagar karena perhitungannya untung-rugi terus," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper