Kabar24.com,JAKARTA—Asean yang mencakup beragam negara, seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, dan Singapura, patut menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan.
Dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 31 Desember 2015, kohesi ekonomi Asean akan mendapatkan tambahan dorongan dan membuat potensi wilayah tersebut lebih terlihat di dunia luar.
Hal tersebut disampaikan Jayant Rikhye, Head of International, Asia Pacific and Head of Strategy and Planning, Asia Pacific, HSBC di Hong Kong, melalui keterangannya mengenai MEA yang diterima Bisnis.com, Rabu (23/12/2105).
Dalam keterangannya tersebut, Jayant menuliskan total PDB dari sepuluh negara yang tergabung di Asean lebih dari US$2,5 triliun, sekitar 25% lebih dari PDB India dan tidak jauh dari PDB Britania Raya.
Apabila Asean adalah sebuah ekonomi tunggal, dan tren pertumbuhan saat ini berlanjut, kawasan ini bisa menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050.
Ekonomi Asean telah menarik investasi dari perusahaan raksasa di seluruh dunia dan terhubung dalam rantai perdagangan dunia. Terbukti, ekonomi Asean mampu menarik investasi asing langsung sebesar US$136 miliar tahun lalu, melampau capaian China sebesar US$128 miliar.
“Hanya beberapa minggu dari sekarang, pada 31 Desember, MEA akan secara resmi didirikan, menandai sejarah panjang perjalanan Asean menuju sebuah pasar tunggal,” katanya.
Lebih lanjut Jayant menuliskan MEA bertujuan meliberalisasi arus barang, jasa, modal, dan pada akhirnya tenaga kerja terampil di kawasan ini dalam upaya untuk meningkatkan daya saing dan memfasilitasi infrastruktur.
“Tapi masih banyak yang harus dilakukan untuk menghilangkan segala hambatan, misalnya untuk mengurangi biaya transaksi keuangan lintas batas,” ujarnya.
Meski demikian, Jayant mengatakan jila dilaksanakan sepenuhnya, langkah-langkah tambahan yang disepakati dalam MEA dapat menaikkan PDB Asean sebesar 5% pada 2030 mendatang.
Kemudian, Jayant juga menyebutkan dengan integrasi MEA ini ada keselarasan yang menjanjikan sebuah kisah sukses untuk pertumbuhan jangka panjang. Hal tersebut karena tiga faktor.
Pertama, wilayah Asean yang semakin menarik sebagai lokasi manufaktur. Kedua, kekuatan belanja konsumen berkembang pesat. Ketiga, Asean adalah pusat keuangan internasional yang telah mapan dan tepercaya, di Singapura.
“Aset ekonomi yang dimiliki kawasan ini yang digabungkan dengan tambahan pelumas dari MEA akan membuat wilayah ini semakin penting sebagai lokaso produksi, membeli, dan menjual. Mengabaikannya adalah sebuah kesalahan,” kata Jayant.