Kabar24.com, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapat mandat Sembilan Science and Techno Park (STP), di beberapa daerah Indonesia. Tujuan dan sasaran program STP adalah menumbuhkembangkan pusat – pusat inovasi, meningkatkan jumlah pengusaha pemula berbasis teknologi melalui layanan inkubator bisnis teknologi.
"Selain itu juga untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada menjadi UMKM yang inovatif dan berdaya saing," kata Kepala BPPT Unggul Priyanto setelah penandatangan nota kesepahaman bersama dan perjanjian kerjasama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, seperti dilansir dari laman Undip, Rabu (23/12/2015).
Unggul menambahkan, pendekatan yang digunakan BPPT dalam pengembangan bisnis teknoprener melalui aspek budaya inovasi dan aspek kelembagaan pusat inovasi.
"Budaya inovasi dikembangkan di Perguruan Tinggi, melalui implementasi kurikulum technopreneurship yang nantinya akan menghasilkan mahasiswa kreatif serta menghasilkan riset yang inovatif," lanjutnya.
Unggul menekankan yang tidak kalah penting dalam mengembangkan bisnis teknoprener adalah adanya pusat inovasi sebagai suatu oragnisasi yang berfungsi sebagai gateway dari jaringan kemitraan yang akan memberikan jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan teknoprener dan bisnis yang inovatif.
Kerjasama tersebut, kata Unggul, merupakan awal rintisan yang nantinya memang akan terus dikembangkan untuk kemajuan bersama.
“Dengan adanya technopreneur ini menyiapkan mahasiswa untuk mampu mengkomersialisasikan produk-produk invensinya di masyarakat dan mampu membekali mahasiswa dalam menghadapi perkembangan pasar global," tuturnya.
Rektor Universitas Diponegoro Yos Johan Utama menyambut baik kerjasama ini.
"Kerjasama ini merupakan solusi dalam menciptakan lulusan lulusan Undip yang lebih handal dan sejalan dengan target UNDIP yang saat ini menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dan untuk menjadi 500 besar Universitas terbaik di Dunia," ujar Yos.
Dengan adanya penambahan kurikulum atau pemantapan kurikulum berbasis kewirausahaan, kata Yos, akan memberi nilai lebih bagi mahasiswa menyiapkan lulusan berkelas dunia dalam menghadapi dunia kerja, serta menyiapkan mahasiswa dalam menghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Seperti diketahui, BPPT melalaui Program STP Puspiptek telah melakukan kerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi untuk menerapkan teknoprener, antara lain Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong, UNiversitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang, Politeknik Pusmanu Pekalongan, STMIK Primakara Denpasar, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan Universitas Dipenogoro yang bekerjasama.
Kedepannya, diharapkan Perguruan Tinggi lainya akan menyusul untuk program STP ini, diharapkan melalui program ini ada kemajuan ekonomi nasioanal dan meningkatkan daya saing bangsa.