Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menurut BPNPB, Ini Bencana Paling Mematikan Tahun 2014-2015

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan longsor merupakan bencana yang paling mematikan selama 2014-2015.
Sebuah alat berat mengevakuasi material longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/5/2015)./Antara-Novrian Arbi
Sebuah alat berat mengevakuasi material longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/5/2015)./Antara-Novrian Arbi

Kabar24.com, JAKARTA-- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan longsor merupakan bencana yang paling mematikan selama 2014-2015.

 "Longsor adalah jenis bencana yang paling mematikan selama 2014 dan 2015 dibandingkan dengan jenis bencana lain," ujar Sutopo dalam rilisnya, Sabtu (19/12/2015).

Laporan Akhir Tahun 2014 BNPB menyebut,  terjadi 1.475 bencana pada tahun tersebut. Angka itu lebih kecil daripada jumlah bencana pada 2013 yang sebanyak 1.674.

Sedangkan, pada 2012 terjadi 1.811 bencana, dan pada 2011 terdapat 1.633 bencana.

"Secara keseluruhan, banjir, puting beliung, dan longsor adalah bencana yang paling tren sejak 2005 hingga 2014," kata Sekretaris Umum BNPB Dody Ruswandi.

Angka 1.475 bencana pada 2014 termasuk tanah longsor yang terjadi 413 kali. Tanah longsor menempati peringkat ketiga sebagai bencana yang paling sering terjadi di Indonesia setelah puting beliung (296 kali) dan banjir (458 kali).

Sisanya, terdapat bencana kebakaran lahan dan hutan yang terjadi 35 kali serta banjir dan tanah longsor secara berbarengan yang terjadi 33 kali.

Sutopo menambahkan, ada 41 juta jiwa masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor. Dan seluruhnya tersebar di 174 kabupaten/kota.

 “Mereka tinggal di lereng perbukitan dan pegunungan, tebing sungai dengan mitigasi yang masih minim, baik struktural dan nonstruktural,” ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, tata ruang berbasis longsor sangat berperan dalam mereduksi longsor. Tata ruang tersebut harus diimplementasikan secara nyata.

“Masyarakat juga ditingkatkan kapasitas dan kemampuannya untuk memitigasi lingkungan sekitarnya,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper