Kabar24.com, JAKARTA -- Institut Pertanian Bogor (IPB) menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) di lingkungan kampus. Pasalnya, puluhan orang terjangkit penyakit hepatitis hanya dalam waktu dua bulan. Bahkan salah satu di antaranya meninggal dunia.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Yonny Koesmaryono menegaskan, hepatitis A yang merebak di kampus bukan merupakan wabah. Namun, dia mengakui jika kondisi saat ini masuk dalam kategori KLB.
"Mahasiswa saat ini dalam kondisi yang sangat sibuk untuk menghadapi ujian akhir semester (UAS), dehingga mungkin mereka tidak memerhatikan pola makan. Sedangkan, makanan yang tersedia belum tentu bersih. Ditambah memasuki musim hujan yang menyebabkan sanitasi terhambat," ujarnya.
Tidak hanya penetapan KLB, IPB juga melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan kasus hepatitis. Salah satunya dengan membentuk kelompok kerja (Pokja) Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis di Lingkungan Kampus IPB, seperti dilansir dari laman IPB.
Pokja
Pokja penanggulangan wabah hepatitis beranggotakan unit-unit kerja terkait di lingkungan IPB diantaranya seafast Center - aspek food safety, Fakultas Kedokteran Hewan - aspek zoonosis dan kesehatan masyarakat, Departemen Gizi Masyarakat - aspek gizi, Direktorat Pengembangan Bisnis - aspek pengelolaan kantin di lingkungan IPB dan sekitarnya.
Selain itu, Direktorat Kemahasiswaan - aspek kesejahteraan mahasiswa, Poliklinik IPB - aspek kuratif, Biro Umum - aspek kebersihan lingkungan kampus, Organisasi Kemahasiswaan IPB - Biro Hukum, Promosi dan Humas - aspek informasi dan komunikasi.
Pihak IPB berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Bogor untuk tindak lanjut secara komprehensif. Secara khusus, Poliklinik IPB akan melakukan langkah-langkah koordinatif untuk penanganan kasus ini.
"Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan kasus berjangkitnya hepatitis di lingkungan kampus IPB bisa segera ditangani dan dicegah penyebarannya," tuturnya.
Sebelumnya, wabah hepatitis menyerang puluhan mahasiswa IPB di kampus Dramaga sejak 21 November. Hingga kini, ada 28 mahasiswa menjalani perawatan akibat terserang hepatitis A.