Kabar24.com, JAKARTA – Napal Putih bisa jadi bukanlah tempat yang familiar bagi kebanyakan orang di luar Bengkulu.
Namun, bencana longsor yang terjadi Kamis (3/12) membuat Napal Putih muncul dalam pemberitaan.
Bencana longsor, tepatnya, terjadi di Dusun Karang Sulu, Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Longsor yang terjadi pada Kamis (3/12) tersebut diduga menimbun 18 orang serta 20 pondok semi permanen.
Untuk mencapai lokasi longsor, tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas dan Dinas Kesehatan harus berjalan kaki.
Dari Napal Putih mereka menggunakan Molek alias Motor Lori Ekspres sampai Jembatan Ronggeng kemudian berjalan kaki sejauh 10 km ke Sumpit.
Sebelum longsor Kamis, bisa jadi nama Napal Putih itu hanya diketahui oleh mereka yang memiliki ikatan tersendiri, misalnya pernah tinggal disana.
Atau, bisa jadi juga karena saudaranya tinggal atau pernah berada di daerah yang dikenal sebagai tambang emasnya tersebut.
Masuk dalam wilayah kabupaten Bengkulu Utara, Napal Putih adalah sebuah kota Kecamatan yang sebetulnya menempati halaman sejarah tersendiri bagi Bangsa Indonesia.
Pada masa perjuangan, Napal Putih pernah dijadikan pusat Pemerintahan Militer pimpinan Dr AK Gani. Sebagai bukti sejarah, di Napal Putih terdapat rumah yang pernah dijadikan pusat pemerintahan militer tersebut.
Tak hanya itu, konon daerah pertambangan emas ini merupakan penyumbang megahnya Tugu Monas.
Pusat pertambangan emas terdapat di Desa Lebong Tandai, yang disebut-sebut sebagai Batavia Kecil. Lokasi yang kini sedang berduka karena bencana.
Selanjutnya, silakan baca Longsor Bengkulu: Dua Tewas Dan 15 Masih Tertimbun. Ini Daftar Lengkapnya.