Bisnis.com, PEKANBARU - Polisi terpaksa melepaskan tembakan peringat saat Kongres Himpunan Mahasiswa Islam ke-29 di Pekanbaru berlangsung ricuh, pada pagi tadi.
Wakapolresta Pekanbaru AKBP S. Putut Wicaksono mengatakan tembakan peringatan terpaksa dilepaskan untuk mengkondusifkan situasi. Massa yang ribut berasal dari Makassar dan Maluku.
"Keributan dimulai dari dalam Gedung Olah Raga, tempat Kongres berlangsung. Mereka menyerang Pimpinan HMI. Kemudian, aksi semakin memanas, hingga ke luar gedung," kata Putut, Jumat (4/12/2015).
Kerusuhan itu terjadi dengan aksi lempar-lemparan dan baku hantam. Massa membabi buta, seperti menghajar barang dagangan sejumlah pedagang kaki lima yang berada di luar gedung. Tidak ada korban jiwa dan korban luka berat dalam peristiwa itu.
Sebelumnya, Kongres HMI di Pekanbaru menimbulkan polemik. Kongres yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 22 November 2015 itu menelan biaya Rp7 miliar yang Rp3 miliar di antaranya disubsidi dari APBD Riau 2015. Biaya itu dinilai relatif mahal.
Kongres sempat ricuh di hari pertamanya karena seorang panitia yang berasal dari Riau terkena panah beracun. Pelaku diduga mahasiswa penggembira dari Makassar.
Polisi menangkap delapan mahasiswa Makassar karena kedapatan membawa senjata api, senjata tajam dan racun mematikan.
Akibatnya, Kongres diperpanjang. Sebelumnya, panitia mengungkapkan bahwa kongres akan diperpanjang hingga 30 November, diperpanjang dari jadwal semula 26 November. Namun, hingga hari ini, Kongres masih berlangsung.