Kabar24.com, DENPASAR-- Tim kesenian Bali batal tampil di sidang UNESCO di Namibia, Afrika Selatan yang akan memutuskan warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia.
Akibat pembatalan aksi yang sebenarnya bertujuan memastikan pada UNESCO bahwa tari tradisional Bali layak dinobatkan sebagai warisan budaya dunia tak benda, tim Bali terpaksa hanya mengirimkan video tarian.
Profesor Wayan Dibia, salah satu anggota tim, mengatakan, rencananya dia dan tiga orang penari akan berangkat ke sidang UNESCO yang membawa garapan tari Nawasari, yang isinya inti dari sembilan tarian yang diusulkan untuk UNESCO.
Penampilan tersebut untuk memberi gambaran nyata mengenai usulan Indonesia, sehingga dapat semakin menyakinkan delegasi.
Tidak semua anggota UNESCO melihat film dan tarian itu. Yang melihat cuma para assessor, jadi peserta yang lain diperlihatkan sajian itu," jelasnya, Rabu (2/12/2015).
Namun, karena kesulitan visa transit di Afrika Selatan, rencana tersebut terpaksa dibatalkan. Dia menambahkan, keputusan pembatalan didasarkan, karena jika dipaksakan, maka tim baru tiba setelah sidang selesai.
Giliran
Indonesia mendapat giliran sidang dengan urutan 18 dari 35 negera yang mengusulkan penetapan itu. Dibya menegaskan, kendati tim batal tampil, tetapi pihaknya menyakini hal itu tidak mempengaruhi penetapan. Pasalnya, tim assessor UNESCO sudah menilai kesembilan kesenian Bali dengan berbagai proses.
Sebagai gambaran, Indonesia mengusulan sembilan tari tradisi Bali sebagai warisan budaya dunia tak benda.
Keseluruhan tarian tersebut meliputi, Tari Rejang, Tari Sanghyang Dedari, Tari Baris Upacara, Tari Topeng Sidhakarya atau Topeng Pajegan, Drama Tari Wayang Wong, Tari Legong Keraton, Tari Joged Bumbung, dan Tari Barong "Ket Kuntisraya".
Semua tarian tersebut dinilai mewakili seluruh jenis tarian tradisi yang ada di Pulau Dewata.