Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONFLIK SURIAH: Eropa dan Turki Capai Kesepakatan Pembatasan Pengungsi

Uni Eropa dan Turki kemarin menyepakati dan mengumumkan perjanjian untuk membendung arus imigran dan pengungsi ke wilayah Eropa setelah berunding selama berhari-hari di Brussel.
Sambil menggendong anak perempuannya di bawah deraan hujan, pria pengungsi Suriah ini berteriak kepada sesama pengungsi di depannya agar menunggu dirinya untuk bersama-sama menuju perbatasan Yunani dan Macedonia, di dekat Idomeni, kawasan pedesaan Yunani (10/9/2015)/Reuters
Sambil menggendong anak perempuannya di bawah deraan hujan, pria pengungsi Suriah ini berteriak kepada sesama pengungsi di depannya agar menunggu dirinya untuk bersama-sama menuju perbatasan Yunani dan Macedonia, di dekat Idomeni, kawasan pedesaan Yunani (10/9/2015)/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA--Uni Eropa dan Turki kemarin menyepakati dan mengumumkan perjanjian untuk membendung arus imigran dan pengungsi ke wilayah Eropa setelah berunding selama berhari-hari di Brussel.

Berdasarkan perjanjian, Uni Eropa akan memberikan dana US$3,2 miliar untuk membantu pengungsi Suriah di Turki dan memperkuat pengamanan di perbatasannya. Selain itu, Turki akan mendapatkan sejumlah konsesi politik, termasuk kebebasan warga negara Turki bepergian di zona Schengen tanpa visa sebelum Oktober 2016.

Dengan kemudahan itu, warga negara Turki bebas bergerak di banyak negara Eropa. Di samping itu, perundingan tentang kemungkinan masuknya Turki ke dalam organisasi Uni Eropa juga akan dilanjutkan sebagaimana dikutip BBC.co.id, Senin (30/11/2015).

Menurut Presiden Uni Eropa Donald Tusk, kemajuan mengenai hasil perundingan itu diharapkan akan dicapai dalam waktu dekat. Sedangkan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengaku sangat senang dengan hasil pertemuan dan menyebutnya sebagai perundingan bersejarah antara Turki dan Uni Eropa.

Tercatat lebih dari 720.000 orang telah tiba di Eropa tahun ini dengan mendarat di Yunani dan sebagian besar bertolak dari Turki, menurut Organisasi Migrasi Internasional.

Banyak di antara mereka melarikan diri dari konflik di Suriah, Irak dan Afghanistan. Mereka pada umumnya tinggal di kamp-kamp sementara di Turki sebelum menyeberang ke wilayah Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : bbc.co.uk

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper