Kabar24.com, JAKARTA -- Mantan Penasihat KPK Abdullah Hehamahua khawatir waktu yang sempit dalam pemilihan calon pimpinan KPK oleh DPR akan membuat pilihan jatuh pada calon pimpinan yang sesuai dengan 'selera' DPR.
"Yang dikhawatirkan, karena mepetnya waktu, yang terpilih bukan komisioner yang berkualitas, tapi cocok dengan selera dan kepentingan anggota DPR," ujar Abdullah saat dihubungi, Sabtu (28/11/2015).
Menurut Abdullah, lambatnya proses seleksi yang dilakukan oleh DPR membuat masyarakat mencurigai manuver politik terkait pemilihan pimpinan lembaga anti rasuah tersebut.
"Saya tidak tahu persis apa yang ada dipikiran anggota DPR, tapi masyarakat dipaksa untuk mencurigai manuver yang dilakukan sebagian anggota Komisi III DPR," paparnya.
Abdullah menambahkan, pimpinan KPK haruslah sesorang yang memiliki integritas dan profesionalisme yang tinggi. Memimpin lembaga antirasuah menurut Abdullah, merupakan perpaduan seorang manajer dan pelayan yang dibentuk melalui pengalaman di lapangan dan hati nurani pemimpin tersebut.
Delapan nama calon pimpinan KPK hasil seleksi pansel yang diserahkan pemerintah ke DPR untuk menjalani uji kelayakan dan kompetensi adalah Saut Situmorang dan Surya Chandra untuk bidang pencegahan, Alexander Marwata dan Basaria Panjaitan untuk bidang penindakan, Agus Raharjo dan Sujanarko untuk bidang manajemen, serta Johan Budi Sapto Prabowo dan Laode Muhammad Syarif untuk bidang supervisi.
Selain itu, ada dua nama calon pimpinan KPK yang sudah menjalani tes pada tahun lalu yaitu Busyro Muqoddas dan Roby Arya Brata.