Kabar24.com, HONG KONG -- Jangan pernah menghalangi seorang ratu kecantikan, kecuali jika Anda ingin melihatnya mengamuk. Pesan itu sepertinya cocok dengan apa yang terjadi di Beijing, China.
Ratu Kecantikan Kanada Anastasia Lin, 25, mengamuk di Beijing pada Jumat (27/11/2015), setelah dilarang terbang dari Hong Kong ke China untuk berkompetisi dalam kontes kecantikan dunia karena keaktifannya dalam kegiatan mendukung hak asasi manusia.
Lin, aktris kelahiran China yang dianugerahi mahkota Ratu Kecantikan Kanada pada Mei mengatakan bahwa China menghalanginya bepergian ke kota tepi pantai Sanya untuk mengikuti kontes Ratu Kecantikan Dunia.
Ia mengatakan kepada AFP bahwa pihak berwenang China menekan orang-orang yang berani mengungkapkan pikiran mereka. Hal itu dikatakannya di bandara internasional Hong Kong, di mana dirinya dilarang melakukan perjalanan ke daratan utama China.
"Saya yakin pemerintah China marah kepada saya karena upaya saya mengangkat masalah-masalah HAM. Saya menyadari ini adalah risiko besar yang harus saya tanggung, tetapi saya tidak akan menyerah kecuali saya tidak memiliki pilihan apapun," kata dia dalam sebuah konferensi pers, Jumat pagi.
Lin juga mengatakan dirinya hanya akan menjadi kontestan dalam acara kecantikan tersebut jika ia tidak berhasil mencapai lokasi penyelenggaraan.
Aktris tersebut tampil dalam beberapa film yang menggambarkan isu-isu sensitif di China mulai dari korupsi hingga penekanan agama.
Ia menyeru kepada media untuk mempertanyakan mengapa China sangat khawatir dengan keikutsertaannya dalam kontes kecantikan.
"Tanyakan apakah mereka juga akan melarang atlet mengikuti Olimpiade Musim Dingin hanya karena atlet tersebut memiliki pandangan berbeda dengan Partai Komunis," tutur Lin.
Pada Juli lalu, Beijing memenangkan kesempatan menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin 2022. Pemerintah kota tersebut telah menjadi tuan rumah dalam Olimpiade Musim Panas pada 2008 dan akan menjadi satu-satunya kota yang menyelenggarakan kedua jenis olimpiade tersebut.
Lin baik melalui film maupun komentar publik, telah secara aktif mengecam pelanggaran HAM di China terutama penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong, sebuah kelompok spiritual yang dilarang di China.
Kelompok yang muncul pada 1990-an dan terinspirasi ajaran Buddha melalui kombinasi filosofi Tao, meditasi, dan latihan qigong itu dilarang pada 1999 dan dicap sebagai aliran sesat oleh pemerintah China.
Sebagai salah satu praktisi Falun Gong, Lin pada Juli bersaksi dalam sidang kongres Amerika Serikat tentang penganiayaan agama di China.
Ia mengatakan kepada parlemen AS bahwa dirinya ingin menyebarkan suara orang-orang di China yang dipukuli, dibakar, dan dialiri listrik karena mempertahankan keyakinan mereka, juga termasuk orang-orang di dalam penjara yang mengonsumsi makanan busuk dengan jari-jari melepuh karena mereka berani memiliki sebuah keyakinan.
Lin sebelumnya mengatakan bahwa agen keamanan China memaksa ayahnya, yang tinggal di China, untuk menekannya agar menghentikan advokasi HAM-nya.
"Ketika saya dinobatkan menjadi Ratu Kecantikan Kanada, ayah saya sangat bangga. Ia menerima ratusan ucapan selamat. Namun, berselang dua hari, nada bicara ayah saya berubah. Ia dengan gugup mengatakan pada saya agar menghentikan upaya advokasi tentang pelanggaran HAM di China, dan jika tidak, ia tidak punya pilihan lain selain memutus kontak dengan saya," tutur Lin.