Kabar24.com, PEKANBARU-- Pelaksanaan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-29 di Pekanbaru berlangsung ricuh dan terpaksa diperpanjang hingga 30 November 2015.
Panitia Kongres Munawir mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dan tengah menunggu persetujuan Pemerintah Daerah dan Polda Riau terkait perpanjangan tersebut. Seharusnya, Kongres selesai pada 26 November 2015.
"Acaranya molor. Ada beberapa kegiatan lagi yang harus dilaksanakan. Tidak akan selesai pada hari ini," kata Munawir, Kamis (26/11/2015).
Acara Kongres masih berupa penyampaian visi dan misi dari 23 kandidat. Pemilihan presidisium sidang akan dilaksana pada Kamis malam.
Laporan pertanggungjawaban dan penghitungan suara tidak bisa selesai dalam dua hari ini.
Sebelumnya, ada beberapa insiden ricuh antar-kelompok hingga acara terpaksa ditunda. Aksi ricuh dimulai ketika 1.500 mahasiswa yang berasal dari Makassar melakukan aksi bakar ban karena ditelantarkan, Sabtu (21/11/2015) sebelum Kongres dimulai.
Mahasiswa Makassar juga dituduh sebagai pelaku yang memanah mahasiswa Riau, Minggu (22/11/2015).
8 Orang Ditangkap
Polisi menangkap 8 orang dari rombongan Makassar karena kedapatan membawa senjata api, senjata tajam, sumpit (panah beracun tradisional) serta racun mematikan.
Pemerintah Provinsi Riau melaporkan rombongan mahasiswa, karena sejumlah aset hilang dari Gelanggang Olahraga Remaja yang menjadi tempat Kongres berlangsung. Mahasiswa Makassar yang diinapkan di lokasi itu kembali dituduh sebagai penyebabnya.
Kini, polisi mengungsikan 1.500 mahasiswa Makassar di komplek Brimob Polda Riau agar mereka tidak membuat ricuh, hingga pelaksanaan Kongres dapat berjalan dengan baik.
Sebelumnya, rombongan ini juga sempat membuat ulah karena tidak membayar saat makan di beberapa rumah makan di Indragiri Hulu dan Pekanbaru.
Kongres yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Ahad (22/11/2015) pagi itu menimbulkan polemik karena menghabiskan anggaran Rp7 miliar, di mana Rp3 miliar disubsidi dari APBD Riau 2015.