Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Tunjuk Menteri Penghubung Investor Berdasar Kedekatan

Presiden Joko Widodo menunjuk sejumlah menteri dan kepala lembaga menjadi penghubung dalam bidang investasi antarnegara yang bertanggung jawab menguraikan persoalan investor.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung/Jibiphoto-Gigih M. Hanafi
Sekretaris Kabinet Pramono Anung/Jibiphoto-Gigih M. Hanafi

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menunjuk sejumlah menteri dan kepala lembaga menjadi penghubung dalam bidang investasi antar negara yang bertanggung jawab menguraikan persoalan investor.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan selama ini banyak investor mengeluh kesulitan berinvestasi di Indonesia walaupun sudah ada layanan satu pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Mereka ini jadi semacam dalam tanda kutip utusan khusus presiden di bidang investasi dan perizinan. Kalau juga ada permasalahan yang jadi bottleneck itu ada yang bertanggungjawab," katanya di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Presiden menunjuk beberapa menteri berdasarkan kedekatan personal seperti Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong bertanggungjawab di negara-negara Eropa dan Australia. Tetapi tidak menutup kemungkinan Presiden melakukan pergeseran.

"Pak Tom pernah hidup di Jerman, di London jadi secara bahasa sudah lancar dan tahu seluk beluknya. Kemudian bu Rini dan pak Sofyan dan sebagainya," ujar Pramono.

Menteri penghubung ini hanya bertanggungjawab pada kerjasama business to business dalam hal investasi dan perizinan. Artinya tugas mereka tidak boleh melebihi kewenangan Kementerian Luar Negeri.

Keberadaan utusan khusus Presiden ini cukup efektif mendatangkan investor. Pengalaman paling baik adalah Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said mendatangkan investasi US$15 miliar termasuk di kilang Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, Kalimantan dan Cilacap.

Salah satu yang akan diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla besok Kamis (26/11/2015) adalah kerjasama dengan perusahaan raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco senilai US$5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper