Bisnis.com, JAKARTA—Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berencana untuk membuka program studi Dokter Spesialis Layanan Primer dan menyelenggarakan Pendidikan Masa Transisi Dokter Layanan Primer.
Dekan FKUI Ratna Sitompul mengatakan Dokter Spesialis Layanan Primer merupakan ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional serta tulang punggung pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Oleh karena itu kami meminta dukungan semua pihak karena program ini akan membawa kebaikan bagi masyarakat luas terutama masyarakat yang menggunakan BPJS,” katanya melalui siaran pers, Rabu (18/11/2015).
Beberapa negara menyebutkan spesialis di layanan primer dengan beragam penamaan, yaitu Family Physician, General Practitioners, Heus Arts dan lain sebagainya. Penelitian dari berbagai negara membuktikan bahwa dengan adanya pendidikan formal yang terstruktur bagi dokter di layanan primer maka angka rujukan berkurang, masyarakat lebih puas, biaya kesehatan menurun serta pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan meningkat.
Di ASEAN saat ini, negara yang belum memiliki program studi spesialis untuk layanan primer adalah Myanmar, Laos, Timor Leste dan Indonesia.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan Akmal Taher mengatakan berbagai hasil penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa penguatan di layanan primer sangat berhubungan dengan meningkatnya kualitas dokter di layanan primer.
Dengan mempertimbangkan bahwa pencapaian upaya peningkatan kualitas pada layanan primer tidak akan berdampak pada masyarakat dalam waktu yang singkat, maka peningkatan kemampuan di layanan primer harus dilaksanakan sesegera mungkin.
“Selain itu bukan hanya tenaga dokter yang perlu ditingkatkan dan dihargai, tetapi juga tenaga kesehatan lain di primer,” katanya.
Menurutnya, akan dilakukan pula peningkatan pendidikan perawat layanan primer, bidan, dan tenagakesehatan lain dengan metoda yang efektif dan efisien. Pemerintah pun telah merencanakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pelayanan kesehatan primer dengan jumlah rupiah yang sama besar dengan pelayanan tingkat sekunder dan tersier.
“Sebelumnya anggaran untuk layanan primer jauh dibawah layanan sekunder dan tersier,” katanya.