Kabar24.com, PARIS -- Serangan bom dan penembakan di Paris, Perancis, diduga dilakukan oleh 8 orang yang belum dikenal identitasnya secara pasti.
Sumber pemerintah Prancis mengatakan kepada Reuters bahwa 127 orang dinyatakan tewas, 67 orang dalam kondisi kritis, dan 116 orang terluka.
Enam penyerang meledakkan diri sendiri dan satu penyerang lain ditembak oleh polisi. Disebut-sebut ada delapan penyerang, namun hal tersebut belum bisa dipastikan.
Serangan dengan menggunakan senjata otomatis dan sabuk peledak itu terjadi selama 40 menit.
"Para teroris dan pembunuh itu menyapu bersih beberapa teras kafe dengan tembakan dari senapan mesin sebelum masuk ke gedung konser. Ada banyak korban dengan kondisi mengerikan di beberapa tempat," kata pejabat polisi Michel Cadot kepada wartawan, seperti ditulis Antara, Minggu (15/11/2015).
Setelah dievakuasi dari stadion dekat ledakan terjadi, Hollande mendeklarasikan keadaan darurat negara yang pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Kendali perbatasan untuk sementara diberlakukan kembali untuk mencegah para pelaku kabur.
Para pria bersenjata itu menembak korbannya di bagian punggung dan menghabisi mereka dengan tembakan jarak dekat sebelum mengisi kembali peluru dan kembali melepaskan tembakan, kata wartawan Radio 1 Eropa, Julien Pearce, yang berada di dalam gedung konser sebelum melarikan diri ke jalan dengan membawa seorang gadis yang terluka.
Toon, 22, kurir yang tinggal di dekat Bataclan, pergi ke gedung konser tersebut dengan dua temannya sekitar pukul 10.30 malam (06.30 WIB Sabtu) ketika ia melihat tiga pria berpakaian hitam dan bersenjata mesin.
Ia kemudian memutuskan tetap berada di luar gedung.
Salah satu pria mulai menembaki kerumunan orang. "Orang-orang berjatuhan seperti domino," kata Toon kepada Reuters.
Ia melihat orang-orang tertembak di kaki, pundak dan punggung, dan beberapa diantara mereka terbaring di lantai, sepertinya tewas.