Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Retno: Tak Ada Biaya Lobi Pertemuan Jokowi-Obama

Dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies, Michael Buehler membeberkan bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Presiden Amerika Serikat menggunakan salah satu jasa konsultan R&R Partners, Inc asal Singapura.
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden AS Barrack Obama memberikan pernyataan kepada pers usai pertemuan keduanya di Ruang Oval, Gedung Putih, di Washington, Senin (26/10/2015) waktu setempat./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden AS Barrack Obama memberikan pernyataan kepada pers usai pertemuan keduanya di Ruang Oval, Gedung Putih, di Washington, Senin (26/10/2015) waktu setempat./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies, Michael Buehler, membuat kontroversi karena membeberkan pernyataan bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi)  bertemu dengan Presiden Amerika Serikat menggunakan salah satu jasa konsultan R&R Partners, Inc asal Singapura.

Menurutnya, surat pernyataan pendaftaran jasa konsultan untuk Presiden Indonesia Jokowi diterima oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada tanggal 6 Juli 2015, pukul 06.04 waktu setempat. Pemerintah, ucapnya, membayar biaya jasa konsultansi untuk pertemuan dengan presiden AS tersebut.

Namun, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menampik kabar tersebut. Dalam konferensi pers yang digelarnya, Retno menegaskan tak ada jasa pelobi dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi  ke Amerika Serikat.

Retno menjelaskan Kementerian Luar Negeri juga tidak membayar jasa pelobi dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat. Menurut Retno, persiapan tersebut dilakukan Kementerian Luar Negeri dibantu banyak pihak dalam waktu yang cukup lama.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Retno mengatakan adanya penandatanganan empat Memorandum of Understanding (MoU) di bidang maritim, energi, pertahanan, dan bahan bakar minyak penerbangan alternatif yang bernilai lebih dari US$ 20 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper