Bisnis.com, JAKARTA - Dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies, Michael Buehler, membuat kontroversi karena membeberkan pernyataan bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Presiden Amerika Serikat menggunakan salah satu jasa konsultan R&R Partners, Inc asal Singapura.
Menurutnya, surat pernyataan pendaftaran jasa konsultan untuk Presiden Indonesia Jokowi diterima oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada tanggal 6 Juli 2015, pukul 06.04 waktu setempat. Pemerintah, ucapnya, membayar biaya jasa konsultansi untuk pertemuan dengan presiden AS tersebut.
Namun, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menampik kabar tersebut. Dalam konferensi pers yang digelarnya, Retno menegaskan tak ada jasa pelobi dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat.
Retno menjelaskan Kementerian Luar Negeri juga tidak membayar jasa pelobi dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat. Menurut Retno, persiapan tersebut dilakukan Kementerian Luar Negeri dibantu banyak pihak dalam waktu yang cukup lama.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Retno mengatakan adanya penandatanganan empat Memorandum of Understanding (MoU) di bidang maritim, energi, pertahanan, dan bahan bakar minyak penerbangan alternatif yang bernilai lebih dari US$ 20 miliar.