Kabar24.com, JAKARTA – Selama ini, pemerintah tidak memiliki strategi kebudayaan dan belum menempatkan kesenian sebagai prioritas. Padahal, kesenian merupakan elemen penting penggerak pembangunan nasional.
Ketua Koalisi Seni Indonesia Mohamad Abduh Aziz menuturkan, selama ini kesenian masih dipandang secara marginal. Padahal, di tengah fenomena perubahan zaman saat ini negara harusnya memiliki keterikatan kuat terhadap kesenian.
“Sudah semestinya ketika berbicara kesenian, tidah hanya seniman. Karena tata kelola kesenian melibatkan juga peran pemerintah,” ujarnya di Kantor kemendikbud, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Dia mencontohkan, negara Brazil menjadikan kesenian sebagai salah satu faktor penting dalam program pemerintah. Kesenian dioptimalisasi dengan sangat baik, sehingga memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan negara.
Hal yang paling mendasar, menurut dia, adalah problematika pendidikan seni di Indonesia yang belum mampu menjawab tantangan global. "Banyak lembaga asing yang memasarkan kebudayaannya di Indonesia. Itu hal yang baik sebagai bagian dari dialog. Namun selama ini kita selalu bersikap pasif. Seharusnya kita jadi aktor yang mampu bicara dalam hal kesenian di depan mata dunia. Apakah basis pendidikan seni di kita mampu menjawab itu," tuturnya.
Hal ini sangat dipengaruhi belum jelasnya posisi kesenian dalam rancangan strategi pembangunan pemerintah. "Kemana arah kesenian kita akan dibawa, itulah yang akan kami bicarakan bersama dalam Kongres Kesenian Indonesia (KKI) 2015," kata Abduh yang juga merupakan Steering Committee KKI 2015.
KKI tersebut merupakan kongres ketiga setelah sebelumnya digelar pada 1995 dan 2005. KKI rencananya akan berlangsung di Bandung pada 1-5 Desember 2015 mendatang.