Bisnis.com, JAKARTA - Peringatan Hari Tongkat Putih sedunia yang jatuh pada hari ini, 15 Oktober 2015, tidak bergema di Tanah Air.
Padahal, peringatan Hari Tongkat Putih berkaitan erat dengan aksesibilitas fasilitas dan layanan publik terutama transportasi, jalan raya, gedung dan fasilitas umum sejenisnya bagi tunanetra.
"Di Indonesia, hari tongkat putih ini memang belum banyak dikenali. Bahkan, sebagian tunanetra pun jarang menggunakan tongkat karena sudah memiliki sighted guide saat melakukan mobilitas di tempat umum," kata Ketua Umum Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Aria Indrawati, Kamis (15/10/2015).
Dia mengemukakan pembiasaan menggunakan tongkat bagi tunanetra sebaiknya dilakukan sejak kecil, terutama bagi yang menjadi tunanetra sejak kecil. "Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang sangat penting".
Bagi penyandang low vision pun, paparnya, juga dianjurkan menggunakan tongkat untuk mengindikasikan bahwa seseorang memiliki gangguan penglihatan, sehingga akan dengan mudah mendapatkan pertolongan jika diperlukan.
"Tongkat untuk penyandang low vision berbeda dengan tongkat untuk yang totally blind, ukurannya lebih pendek".
Di Indonesia, sebagian besar penyandang low vision belum mau menggunakan tongkat. Akibatnya, saat melakukan mobilitas di tempat umum, orang tidak mengenali mereka memiliki gangguan penglihatan.
"Akibatnya, jika penyandang low vision bertanya arah atau lokasi suatu tempat atau nomor angkutan umum, masyarakat yang merespon menjawab dalam bahasa yang biasa mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang berpenglihatan. Misalnya, di sana atau di situ, atau semacamnya," ujarnya.
Untuk mensosialisasikan pentingnya tunanetra menggunakan tongkat saat bermobilitas di jalan atau tempat umum lain, maka dalam peringatan 50 tahun Pertuni bulan Januari 2016 mendatang, Pertuni akan menyelenggarakan parade tongkat putih dari Surabaya hingga Jakarta, dengan melintasi 21 kota.