Bisnis.com, TANGERANG – Dalam rangka meningkatkan kerjasama antara Perancis dengan Indonesia dibidang pemanfaatan energy, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) akan bekerjasama dengan CEA (Commissariat à l'Énergie Atomique atau Pusat Energi Atom Perancis), Perancis.
Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto menyambut baik kerja sama ini, dengan penandatanganan nota kesepahaman untuk dapat berbagi ilmu tentang dalam pengembangan teknologi nuklir.
“BATAN sebagai lembaga litbang dan sekaligus promotor pemanfaatan teknologi nuklir, menyambut dengan terbuka kerja sama dengan Perancis sebagai negara yang kemampuan teknologi nuklirnya sangat maju dan mempunyai pengalaman yang panjang mengoperasikan PLTN,” kata Djarot di Ruang Pertemuan Gedung 71 BATAN, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, (12/10/2015).
Hal ini juga membuktikan bahwa Indonesia siap bekerjasama dengan berbagai negara yang memperkuat infrastruktur pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan damai.
“Keinginan kuat pemerintah RI dalam pemenuhan energi termasuk untuk jangka panjang mengharuskan kita tetap mempertimbangkan nuklir sebagai bagian bauran energi,” tambahnya.
Menurut Djarot, segala hal dari reaktor Perancis akan dipelajari dan didalami baik dari segi positif dan negatifnya. Hal-hal yang diambil ini bisa menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah yang ingin membuka reaktor nuklir di wilayahnya. Jadi, pembelajaran yang didapatkan dari Perancis akan menjadi salah opsi bagi daerah yang ingin membangun tenaga nuklir. Namun sebelumnya keputusan hal-hal yang dinilai pantas diterapkan di Indonesia akan dilakukan terlebih dahulu oleh BATAN.
Selama ini, kata Djarot, Perancis memiliki berbagai tipe reaktor nuklir yang cukup majun. Mereka, dia melanjutkan, memiliki reaktor kecil, menengah dan besar. Selain itu, hampir 70 persen listrik di Perancis sudah menggunakan nuklir. Karena itu, Batan pun berkeinginan untuk mempelajari teknologi itu.
Selain Perancis, Djarot mengatakan, Batan juga melakukan kerjasama dengan beberapa negara lain. Ia mengaku telah melakukan kesepakatan dengan Cina, Rusia, Jepang dan Korea. Semua ini dilakukan agar Indonesia bisa mendapatkan ilmu tentang nuklir dari mereka. Dengan demikian, hal-hal yang dinilai cocok di Indonesia bisa diterapkan ke depannya.
Sementara itu, Deputy Director CEA, Marc Ponchet menyatakan, negaranya selalu terbuka terhadap siapapun yang ingin mempelajari nuklir. Apalagi, dia menambahkan, terhadap negara-negara yang telah memiliki komitmen untuk menggunakan nuklir. “Kita terbuka dan siap membantu bagi negara-negara yang memiliki komitmen untuk mengembangkan nuklir termasuk dengan Indonesia,” jelas Ponchet.