Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEBAKARAN HUTAN: Titik Api Berkurang, Asap Masih Pekat

Kendati jumlah titik api sudah berkurang, diakui bahwa kepulan asap masih membumbung dari lokasi telah dipadamkan. Pekatnya asap berasal dari lahan gambut yang terbakar. Pasalnya, api baru padam di permukaan, namun masih membara di dalam gambut.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melaporkan penurunan jumlah titik api di Sumatra dan Kalimantan kepada Presiden Joko Widodo.

Seusai pertemuan, Kepala Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Presiden memerintahkan percepatan penyelesaian kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan.

"Berdasarkan analisis data per 30 September, hotspot [titik api] di Sumatra dan Kalimantan dalam semiggu terakhir menurun jumlahnya," kata Sutopo di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (30/9/2015).

Kendati jumlah titik api sudah berkurang, diakui bahwa kepulan asap masih membumbung dari lokasi telah dipadamkan. Pekatnya asap berasal dari lahan gambut yang terbakar. Pasalnya, api baru padam di permukaan, namun masih membara di dalam gambut.

Akibatnya, jarak pandang di Jambi dan Riau hanya sekitar 300 meter dengan indeks standar pencemar udara (ISPU) berada pada level berbahaya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, strategi percepatan penanganan yang akan ditempuh adalah mengerahkan sumber daya pada pusat kebakaran lahan dan api. Di Sumatra Selatan, misalnya, pusat titik api berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin.

Adapun di Kalimantan Tengah titik api terkonsentrasi di Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, dan Kota Waringin Timur.

"Personel akan ditambah serta kekuatan udara akan ditambah untuk kita fokuskan mengatasi karhutla [kebakaran hutan dan lahan] di pusat asap. Termasuk menarik kekuatan di Kalimantan Selatan untuk lakukan water bombing di Kalimantan Tengah," tuturnya.

Sutopo menambahkan pemerintah menerjunkan 22.146 personil gabungan dalam operasi pemadaman kebakaran lahan dan hutan di enam provinsi di Tanah Air. Sebanyak 3.703 di antaranya merupakan personel TNI dan 770 personel Kepolisian pusat, termasuk Brimob dan penyidik.

BNPB mengakui luasnya wilayah yang terbakar dan pasokan air yang terbatas menghambat operasi pemadaman karhutla. "Airnya sangat terbatas. Padahal ciri khas gambut itu susah dipadamkan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper