Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa Abal-abal: Kampus Ini Terima 50 Orang, tapi Luluskan 500 Orang

Ketua Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Supriadi Rustad, mengatakan dia menemukan kembali satu sekolah tinggi yang diduga melakukan pelanggaran.
Ilustrasi lulus perguran tinggi/telegraph.co.uk
Ilustrasi lulus perguran tinggi/telegraph.co.uk

Kabar24.com, JAKARTA-- Ketua Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Supriadi Rustad, mengatakan dia menemukan kembali satu sekolah tinggi yang diduga melakukan pelanggaran.

Menurut Supriadi, terdapat satu lagi kampus di Surabaya yang menampung mahasiswa abal-abal. Kampus yang dimaksud adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Artha Bodhi Iswara yang berlokasi di Surabaya.

"Program S2 Manajemen, tiap tahun itu mereka menerima 50 orang per tahun, tapi yang lulus 500 orang," kata Supriadi saat dihubungi Minggu (27/9/2015).

Dikatakan, bahwa informasi diperoleh setelah dia menyambangi kampus tersebut pada hari Sabtu (26/9/2015).

"Kemarin kami baru dari Surabaya, ya hasilnya sama saja. Banyak pelanggaran," Supriadi menambahkan.

 "Banyak penumpang gelap," katanya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir membekuan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur. Di antaranya, Universitas Ronggolawae Tuban, Universitas Nusantara PGRI Kediri, IKIP PGRI Jember, dan IKIP Budi Utomo Malang.

Ijazah Palsu

Kampus tersebut dianggap bermasalah dan menerbitkan ijazah palsu. Oleh karena itu Kemenristek-Dikti memilih membekukan untuk kesempatan pembenahan manajemen.

 "Sampai saat ini, kami belum melihat kampus tersebut untuk berbenah," kata Supriadi.

Sampai saat ini, kampus dengan status non-aktif tersebut tidak boleh menerima mahasiswa baru. Kemenristek sendiri tidak akan membina seluruh kampus yang tidak menunjukan itikad baik dalam berbenah.

Untuk waktu yang diberikan, Supriadi menyebut, mereka tidak akan membatasi sampai kapan mereka harus membenahinya. Selama kampus tersebut belum serius membenahi kondisinya, tidak akan dibina. Pelanggarannya itu bukan hanya rasio jumlah dosen dan mahasiswa yang tidak proporsional atau melebih batas, tapi juga sejumlah mahasiswa tersebut dinilai abal-abal.

Maksudnya, mahasiswa tersebut tidak benar-benar kuliah.

 "Selama tidak ada kejujuran ya tidak akan kami bina. Persyaratannya itu tobat dan jujur," kata dia.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper