Kabar24.com, TUBAN-- Rektor Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban, Supiani Dian Nurtjahyani, menyatakan siap menerima tim verifikasi dari pihak Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah Jawa Timur, Rabu (30/9/2015).
Dikatakan, kampus yang dipimpinnya telah melakukan pembenahan. Semua pembenahan dilakukan agar Unirow batal ditutup pemerintah. Pembenahan seperti pengecekan dan pengurangan jumlah mahasiswa dari sekitar 13 ribu orang menjadi sekitar 9 ribu.
Selain itu, proses perkuliahan juga disebutkannya telah kembali normal. “Ya, saya harap perguruan tinggi ini tetap buka,” kata Supiani, Minggu (27/9/2015).
Harapan yang sama disuarakan Mohammad Sudarsono alias Nono, 23, alumni. Dia meminta pemerintah tidak menutup Unirow dengan alasan perguruan tinggi itu tengah berbenah. “Pemerintah mesti memberi kesempatan,” ujarnya.
Menurut sarjana yang lulus 2014 ini, saat masuk kuliah pada 2010, dia terdaftar di antara sekitar 13 ribu mahasiswa yang belajar di kampus berlokasi di Jalan Manunggal, Kota Tuban ini. Proses perkuliahan disebutnya tidak ada masalah.
Sebelumnya, Direktur Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Supriadi Rustad, mengatakan beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur yang dinonaktifkan akibat amburadulnya pengelolaan perkuliahan diberi batas waktu melakukan pembenahan hingga akhir tahun ini.
Namun, Supriadi melihat ada tiga perguruan tinggi yang tidak serius melakukan pembenahan walaupun telah diberi kelonggaran. “Mereka tak memiliki nawaitu (niat) untuk berbenah,” kata Rustad, Sabtu (26/9/2015).
Tiga kampus yang dianggap tak serius berbenah ialah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Jember, IKIP Budi Utomo Malang, dan Universitas Ronggolawe Tuban.
Menurut Rustad, tiga perguruan tinggi itu sulit beranjak dari sanksi nonaktif yang dijatuhkan Kemenristek Dikti. Sebab, meski telah diberi pembinaan untuk melakukan pembenahan, ketiganya tetap bergeming.