Bisnis.com, JAKARTA —Para pengusaha hotel internasional mulai khawatir dengan kehadiran biro perjalanan online (OTA) besar mengingat munculnya struktur komisi yang tidak sehat meski pemilik properti independen membutuhkannya untuk proses reservasi.
Kekhawatiran itu muncul setelah Departemen Kehakiman Amerika Serikat tidak mempersoalkan langkah biro perjalanan online Expedia membeli Orbitz Worldwide baru-baru ini. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah langkah itu akan diikuti oleh OTA besar lainnya.
“Pelaku usaha perhotelan khawatir mega agensi perjalanan wisata akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat untuk struktur komisi,” ujar Chris Harvey, General Manager Crowne Plaza Charleston Airport & Convention Center sebagaimana dikutip situs hotelnewsnow.com, Senin (21/9/2015). Dia menambahkan selain akan muncul komisi yang tidak sehat, akan muncul negosiasi yang tidak seimbang selain membuat daya saing turun.
“Kita membutuhkan mereka (OTA), bahkan lebih sering, untuk meraup pendapatan bisnis perhotelan, namun kekhawatiran kami yang paling dalam adalah merger yang dilakukan perusahaan besar seperti Expedia,” ujarnya.
Menurutnya, kelompok biro perjalanan wisata besar akan memberi diskon besar-besaran untuk reservasi kamar dibanding pesaingnya. Inilah yang kini kekhawatiran para manajer hotel, ujarnya menambahkan.