Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Pilu Genjur di Balik Pengabdiannya Sebagai Pegawai Honorer SMP

Pegawai honorer di Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah. Pengabdiannya selama puluhan tahun tidak pernah mendapatkan timbal balik maupun tanda jasa
Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok dan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/9/2015). Mereka yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air itu meminta kepada pemerintah untuk mengangkat status mereka dari honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS)./Antara
Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok dan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/9/2015). Mereka yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air itu meminta kepada pemerintah untuk mengangkat status mereka dari honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS)./Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Pegawai honorer di Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah. Pengabdiannya selama puluhan tahun tidak pernah mendapatkan timbal balik maupun tanda jasa.

Salah satunya seperti yang dialami oleh Genjur. Pegawai staf honorer tata usaha di SMP 244 Jakarta Utara ini mengaku setiap bulannya hanya mendapatkan honor Rp1,2 juta per bulan. Padahal, dirinya telah bekeja menjadi pegawai honorer selama 26 tahun.

"Saya sudah 26 tahun mengabdi, tetapi tidak juga diangkat, tidak juga bertambah kesejahteraannya. Bahkan dulu awal saya hanya dibayar Rp10.000 kemudian naik jadi Rp20.000, dan bertahap sampai Rp 1,2 juta," ujarnya ketika ditemui Bisnis.com saat mengikuti aksi protes di depan kantor Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), Selasa (15/9/2015).

Upah per bulan diakuinya tidak cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Terutama, dengan jumlah anak yang ditanggungnya sebanyak enam orang.

Untuk menambah penghasilan, pria yang mengontrak rumah di wilayah Semper Jakarta Utara ini biasanya harus bekerja sambilan menjadi tukang ojek.

"Ya saya sambil ngojek juga, kalau nggak ngojek gaji saya mana cukup," tuturnya.

Menurutnya, dengan upah yang hanya cukup untuk makan sehari-hari, maka dia tidak bisa menyekolahkan anaknya hingga tingkat perguruan tinggi. Salah satu anaknya, bahkan hanya berhasil lulus SD dan paling tinggi hingga jenjang SMA.

"Lha bagaimana membiayai sekolah anak, untuk sehari-hari saja sudah nggak cukup," jelasnya.

Dia mengeluhkan ketidakpedulian pemerintah terhadap pekerja honorer yang sudah berpuluh-puluh tahun mengabdi tetapi tidak diberikan kesejahteraan yang layak.  Karenanya, dia mengikuti aksi bersama sejumlah guru honorer yang menuntut kejelasan status menjadi PNS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper